MURATTAL
DAN TILAWAH SEBAGAI MEDIA INTERPRETASI NILAI-NILAI QUR’ANI MELALUI SENI
Disusun
untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengembangan Seni Budaya dalam PAI
Dosen
Pengampu: Ibu Nur Saidah, S. Ag, M. Ag
Disusun Oleh:
Ummu Mawaddah
11410189
VI-PAI B
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA
2014
KONSEP KARYA
A.
Latar
Belakang
Dalam Islam ada ajaran bahwa membaca al-Quran merupakan ibadah.
Mengerti atau tidak mengerti, pembacanya tetap akan mendapatkan pahala. Bahkan
biarpun ia membacanya dengan susah payah dan banyak salah, tetap ada pahalanya.
Dan pahala membaca al-Quran bukan dihitung per ayat, melainkan per huruf
Seni membaca al-Qur’an adalah
membaca al-Qur’an menggunakan nada dan irama yang indah dengan tetap
memperhatikan tajwidnya. Al-Quran tentu
saja merupakan kitab suci atau petunjuk bagi umat Islam. Sebagai petunjuk, al-Quran
mengajarkan sesuatu, antara lain nilai-nilai moral, hukum kemasyarakatan,
wawasan sejarah, hingga ramalan masa depan. Namun al-Quran adalah kitab suci
yang sangat nyeni (artistik) dan indah (estetis). Unsur seni
dalam al-Quran setidaknya terasa pada dua hal, yaitu: gaya bahasa (seni sastra)
dan rima atau persajakan (seni musik).
Meskipun al-Quran bukanlah karya
seni modern dan mungkin bukan karya seni, kita bisa mendekatinya sebagaimana
kita mengapresiasi karya seni modern. Al-Quran, sepanjang ia dibaca secara
tartil (sesuai tajwid), pembacanya akan merasakan aura keindahan menyelimuti
dan merasuk ke dalam dirinya. Jika suaranya tidak buruk, atau malah tergolong
merdu, maka orang di sekelilingnya yang mendengar pembacaan itu akan merasakan
pula keindahannya.
Keindahan al-Quran akan lebih
menjadi-jadi manakala ia dibaca dengan teknik tertentu yang disebut tilawah
atau seni membaca al-Quran. Terlebih jika qari-nya memiliki suara yang
merdu. Contoh terbaik dari pembacaan jenis ini adalah sebagaimana dilakukan
Muammar Z.A., qari bertaraf internasional asal Indonesia.
Kesenian adalah penjelmaan rasa keindahan untuk
kesejahteraan hidup. Rasa seni disusun dan dinyatakan oleh fikiran, sehingga ia
menjadi bentuk-bentuk yang indah lagi menyenangkan. Seorang muslim dituntut
oleh agamanya untuk mencintai keindahan dalam segala bidang kehidupan.
Berdasarkan ajaran Islam bahwa membaca Al-Qur'an dengan seni baca, penuh
keindahan suara adalah dalam rangka ibadah dan da'wah. Karena lagu yang indah
sesuai dengan kaidah-kaidah Seni Baca Al-Qur'an dapat mengantarkan suatu bacaan
lebih meresap ke dalam hati sanubari pembacanya maupun pendengarnya.
Dalam hal ini perlu ditegaskan bahwa nilai-nilai
Qur'ani dapat dipetik melalui seni baca, tentunya selama seni baca tersebut tetap
tunduk dan patuh terhadap kaidah-kaidah tajwid yang disepakati oleh para ulama.
Jika tidak, maka haram hukumnya melagukan Al-Qur'an dengan seni baca atau
lagu.
Al-Qur'an kitab suci umat Islam dianjurkan supaya
dibaca dan dihiasi dengan suara yang merdu sehingga dapat memberikan kesan
kepada pembaca dan pendengarnya. Melagukan bacaan Al-Qur'an dengan suara yang
indah merupakan seni baca yang paling tinggi nilainya dalam ajaran agama Islam.
Sehingga Nabi Muhammad dalam banyak sabdanya menganjurkan hal itu, antara lain
seperti : "Hiasilah
bacaan Al-Qur'an dengan suaramu yang merdu karena suara yang merdu itu menambah
bacaan Al-Qur'an menjadi indah".
B.
Alat
dan Bahan
Hardware
a.
Microphone
b.
Mixer audio
c.
Power amp
d.
Head phone
e.
Computer/
laptop/ netbook
f.
Kamera
digital
g.
Kabel
Software
a.
Aplikasi
Virtual Dj
b.
Aplikasi
Movie Maker
C.
Cara
atau Proses Pembuatan
1.
Pengambilan
suara dan video
Sebelum
rekaman dimulai, kita harus melakukan pengecekan terlebih dahulu terutama dalam
perangkat keras/hardware mulai dari microphone, mixer, kabel penghubung, dan lain
sebagainya. Jika ada beberapa yang tidak terhubung, maka perangkat tidak akan
mengeluarkan suara. Setelah pengecekan selesai, barulah kita mulai tahap
pengambilan suara dan juga gambar/video. Tahap ini memerlukan waktu yang cukup
lama karena pengambilan gambar dan suara tidak bisa sekali jadi, bahkan harus
berkali-kali.
2.
Pengeditan
Semua
suara dan gambar yang telah berhasil kita rekam langsung saja kita simpan. Selanjutnya dilakukan pengeditan suara dan
gambar menggunakan media Virtual Dj untuk audio dan Movie Maker untuk video
untuk menghilangkan file-file yang kurang sesuai.
3.
Finishing
Tahap
ini penting untuk mengetahui hasil rekaman yang telah di peroleh sebelumnya.
Jika finishing selesai dan hasil rekaman baik maka tahapan ini sudah selesai.
Proses Pembacaan Murattal dan
Tilawah
1.
Sebelum
melakukan rekaman, terlebih dahulu kita siapkan peralatan yang diperlukan.
Pastikan semua terkondisikan.
2.
Mintalah
bantuan orang lain untuk mengontrol peralatan rekam.
3.
Siapkan
al-Qur’an dan tentukan ayat yang akan dibacakan
4.
Atur
suara dan pernafasan
5.
Mulailah
membaca ayat-ayat suci al-Qur’an dengan nada yang telah disesuaikan.
Kandungan
QS. al-Fatihah dan al-Anfal: 41-42
a.
Al-Fatihah
ÉOó¡Î0 «!$# Ç`»uH÷q§9$# ÉOÏm§9$# ÇÊÈ ßôJysø9$# ¬! Å_Uu úüÏJn=»yèø9$# ÇËÈ Ç`»uH÷q§9$# ÉOÏm§9$# ÇÌÈ Å7Î=»tB ÏQöqt ÉúïÏe$!$# ÇÍÈ x$Î) ßç7÷ètR y$Î)ur ÚúüÏètGó¡nS ÇÎÈ $tRÏ÷d$# xÞºuÅ_Ç9$# tLìÉ)tGó¡ßJø9$# ÇÏÈ xÞºuÅÀ tûïÏ%©!$# |MôJyè÷Rr& öNÎgøn=tã Îöxî ÅUqàÒøóyJø9$# óOÎgøn=tæ wur tûüÏj9!$Ò9$# ÇÐÈ
1. Dengan menyebut nama Allah yang Maha
Pemurah lagi Maha Penyayang[1].
2. Segala puji[2] bagi Allah, Tuhan semesta alam[3].
3. Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.
4. Yang menguasai[4] di hari Pembalasan[5].
5. Hanya Engkaulah yang Kami sembah[6], dan hanya kepada Engkaulah
Kami meminta pertolongan[7].
6. Tunjukilah[8] Kami jalan yang lurus,
7. (yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepada
mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang
sesat.[9]
[1]
Maksudnya: saya memulai membaca al-Fatihah ini dengan menyebut nama Allah.
Setiap pekerjaan yang baik, hendaknya dimulai dengan menyebut asma Allah,
seperti makan, minum, menyembelih hewan dan sebagainya. Allah ialah nama zat
yang Maha Suci, yang berhak disembah dengan sebenar-benarnya, yang tidak
membutuhkan makhluk-Nya, tapi makhluk yang membutuhkan-Nya. Ar Rahmaan (Maha
Pemurah): salah satu nama Allah yang memberi pengertian bahwa Allah melimpahkan
karunia-Nya kepada makhluk-Nya, sedang Ar Rahiim (Maha Penyayang) memberi
pengertian bahwa Allah Senantiasa bersifat rahmah yang menyebabkan Dia selalu
melimpahkan rahmat-Nya kepada makhluk-Nya.
[2]
Alhamdu (segala puji). memuji orang adalah karena perbuatannya yang baik yang
dikerjakannya dengan kemauan sendiri. Maka memuji Allah berrati: menyanjung-Nya
karena perbuatannya yang baik. lain halnya dengan syukur yang berarti: mengakui
keutamaan seseorang terhadap nikmat yang diberikannya. kita menghadapkan segala
puji bagi Allah ialah karena Allah sumber dari segala kebaikan yang patut
dipuji.
[3]
Rabb (tuhan) berarti: Tuhan yang ditaati yang Memiliki, mendidik dan
Memelihara. Lafal Rabb tidak dapat dipakai selain untuk Tuhan, kecuali kalau
ada sambungannya, seperti rabbul bait (tuan rumah). 'Alamiin (semesta alam):
semua yang diciptakan Tuhan yang terdiri dari berbagai jenis dan macam,
seperti: alam manusia, alam hewan, alam tumbuh-tumbuhan, benda-benda mati dan
sebagainya. Allah Pencipta semua alam-alam itu.
[4]
Maalik (yang menguasai) dengan memanjangkan mim,ia berarti: pemilik. dapat pula
dibaca dengan Malik (dengan memendekkan mim), artinya: Raja.
[5]
Yaumiddin (hari Pembalasan): hari yang diwaktu itu masing-masing manusia
menerima pembalasan amalannya yang baik maupun yang buruk. Yaumiddin disebut
juga yaumulqiyaamah, yaumulhisaab, yaumuljazaa' dan sebagainya.
[6]
Na'budu diambil dari kata 'ibaadat: kepatuhan dan ketundukkan yang ditimbulkan
oleh perasaan terhadap kebesaran Allah, sebagai Tuhan yang disembah, karena
berkeyakinan bahwa Allah mempunyai kekuasaan yang mutlak terhadapnya.
[7]
Nasta'iin (minta pertolongan), terambil dari kata isti'aanah: mengharapkan
bantuan untuk dapat menyelesaikan suatu pekerjaan yang tidak sanggup dikerjakan
dengan tenaga sendiri.
[8]
Ihdina (tunjukilah kami), dari kata hidayaat: memberi petunjuk ke suatu jalan
yang benar. yang dimaksud dengan ayat ini bukan sekedar memberi hidayah saja,
tetapi juga memberi taufik.
[9]
Yang dimaksud dengan mereka yang dimurkai dan mereka yang sesat ialah semua
golongan yang menyimpang dari ajaran Islam.
b.
Al-Anfal:41-42
* (#þqßJn=÷æ$#ur $yJ¯Rr& NçGôJÏYxî `ÏiB &äóÓx« ¨br'sù ¬! ¼çm|¡çHè~ ÉAqߧ=Ï9ur Ï%Î!ur 4n1öà)ø9$# 4yJ»tGuø9$#ur ÈûüÅ3»|¡yJø9$#ur ÇÆö/$#ur È@Î6¡¡9$# bÎ) óOçGYä. NçGYtB#uä «!$$Î/ !$tBur $uZø9tRr& 4n?tã $tRÏö6tã tPöqt Èb$s%öàÿø9$# tPöqt s)tGø9$# Èb$yèôJyfø9$# 3 ª!$#ur 4n?tã Èe@à2 &äóÓx« íÏs% ÇÍÊÈ øÎ) NçFRr& Íourôãèø9$$Î/ $u÷R9$# Nèdur Íourôãèø9$$Î/ 3uqóÁà)ø9$# Ü=ò2§9$#ur @xÿór& öNà6ZÏB 4 öqs9ur óO?tã#uqs? óOçGøÿn=tG÷z]w Îû Ï»yèÏJø9$# `Å3»s9ur zÓÅÓø)uÏj9 ª!$# #XöDr& c%2 ZwqãèøÿtB Î=ôguÏj9 ô`tB n=yd .`tã 7poYÍht/ 4Ózóstur ô`tB yr .`tã 7poYÍht/ 3 cÎ)ur ©!$# ììÏJ|¡s9 íOÎ=tæ ÇÍËÈ
41. ketahuilah, Sesungguhnya apa saja yang
dapat kamu peroleh sebagai rampasan perang[613], Maka Sesungguhnya seperlima
untuk Allah, rasul, Kerabat rasul, anak-anak yatim, orang-orang miskin dan
ibnussabil[614], jika kamu beriman kepada Allah dan kepada apa[615] yang Kami
turunkan kepada hamba Kami (Muhammad) di hari Furqaan[616], Yaitu di hari
bertemunya dua pasukan. dan Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.
42. (Yaitu di hari) ketika kamu berada di pinggir lembah yang dekat
dan mereka berada di pinggir lembah yang jauh sedang kafilah itu berada di
bawah kamu[617]. Sekiranya kamu Mengadakan persetujuan (untuk menentukan hari
pertempuran), pastilah kamu tidak sependapat dalam menentukan hari pertempuran
itu, akan tetapi (Allah mempertemukan dua pasukan itu) agar Dia melakukan suatu
urusan yang mesti dilaksanakan[618], Yaitu agar orang yang binasa itu binasanya
dengan keterangan yang nyata dan agar orang yang hidup itu hidupnya dengan
keterangan yang nyata (pula)[619]. Sesungguhnya Allah Maha mendengar lagi Maha
mengetahui,
[613] Yang dimaksud dengan rampasan perang (ghanimah) adalah harta
yang diperoleh dari orang-orang kafir dengan melalui pertempuran, sedang yang
diperoleh tidak dengan pertempuran dinama fa'i. pembagian dalam ayat ini
berhubungan dengan ghanimah saja. Fa'i dibahas dalam surat al-Hasyr
[614] Maksudnya: seperlima dari ghanimah itu dibagikan kepada: a.
Allah dan RasulNya. b. Kerabat Rasul (Banu Hasyim dan Muthalib). c. anak yatim.
d. fakir miskin. e. Ibnussabil. sedang empat-perlima dari ghanimah itu
dibagikan kepada yang ikut bertempur.
[615] Yang dimaksud dengan apa Ialah: ayat-ayat Al-Quran, Malaikat
dan pertolongan.
[616] Furqaan Ialah: pemisah antara yang hak dan yang batil. yang
dimaksud dengan hari Al Furqaan ialah hari jelasnya kemenangan orang Islam dan
kekalahan orang kafir, Yaitu hari bertemunya dua pasukan di peprangan Badar,
pada hari Jum'at 17 Ramadhan tahun ke 2 Hijriah. sebagian mufassirin
berpendapat bahwa ayat ini mengisyaratkan kepada hari permulaan turunnya Al
Quranul Kariem pada malam 17 Ramadhan.
[617] Maksudnya: kaum muslimin waktu itu berada di pinggir lembah
yang dekat ke Madinah, dan orang-orang kafir berada di pinggir lembah yang jauh
dari Madinah. sedang kafilah yang dipimpin oleh Abu Sofyan itu berada di tepi
pantai kira-kira 5 mil dari Badar.
[618] Maksudnya: kemenangan kaum muslimin dan kehancuran kaum
musyrikin.
[619] Maksudnya: agar orang-orang yang tetap di dalam kekafirannya
tidak mempunyai alasan lagi untuk tetap dalam kekafiran itu, dan orang-orang
yang benar keimanannya adalah berdasarkan kepada bukti-bukti yang nyata.
Adab
Membaca al-Qur’an
a.
Suci
Badan (طهارة البدن)
b.
Wudhu
(الوضوء)
c.
Bersih Tempat (نظافة المكان)
d.
Khusyu'
(الخشوع)
e.
Ta'awudz di Permulaan (التعوذ في البداية)
f.
Basmalah di Setiap Awal Surat (البسملة في
مطلع كل سورة)
g.
Tartil (الترتيل)
h.
Tadabbur (التدبر)
Hal-hal
yang harus diperhatikan oleh seorang Qari:
a. Nafas
Nafas adalah satu bagian yang penting dalam
seni baca Alquran. Seoarang Qori` Qori`ah yang mempunyai nafas yang panjang
akan membaca kesempurnaan dalam bacaannya; akan terhindar
dari waqaf (berhenti)
yang bukan tempatnya (tanaffus); atau akan
terhindar dari akhir bacaan yang terlalu cepat (tergesa-gesa) karena mengejar
sampainya nafas.
b. Suara
Bagian yang tidak kalah pentingnya lagi dalam seni membaca
Alqur`an adalah masalah suara, sebagaimana yang diketahui bahwa suara manusia
itu banyak mengalami perubahan, sejalan dengan bertambahnya usia karena masa
yang dialaminya, yaitu dari masa kanak-kanak- remaja, dewasa sampai tua
renta. Untuk itulah bagi para Qori` yang mengalami perubahan seperti itu
harus menggabungkan suara luarnya dengan suara dalamnya, yaitu suara yang
menekan. Dan itu perlu dilakukan latihan secara terus menerus untuk bisa
menggabungkan serta mengkombinasikan kedu seuara tersebut sehingga menjadi
halus dan merdu. Jika sudah bisa menggabungkan dengan baik manfaat lain daru
suara tersebut adakah nafas bisa lebih hemat.
Mengenal
bentuk-bentuk lagu dalam Murattal dan Tilawah
a.
Murattal
Lagu
Murottal sebenarnya terdiri dari tujuh lagu sebagaimana lagu pada mujawwad.
Meskipun demikian yang populer dibawakan hanya beberapa lagu saja, seperti
lagu Rast, hijaz dan nahawand. Setiap lagu-lagu al Qur’an, ketika dimurotalkan
pada dasarnya memiliki nada dan variasi yang dinamis, akan tetapi kita dapat
membuat pola-pola dari lagu tersebut sehingga bacaan murotal kita memiliki keajegan.
Jumlah dan bentuk pola murotal
tergantung daripada jenis lagunya sendiri. Dapat diambil contoh dalam pembacaan
QS. al-Fatihah saya:
Lagu
Nahwand
Lagu
Nahwand terdiri dari tiga tingkatan, yaitu: nahawand ashli, nahawand jawab dan
nahwand jawabul jawab. Nahawand ashli memiliki tiga bentuk lagu murotal, yaitu
:
-
Pola 1 ; nada keatas/ ashli
silim rofa’
-
Pola 2 : nada lurus / ashli
silim jawab
-
Pola 3 : nada kebawah / ashli
silim nuzul
Kemudian dari Nahawand jawabul
jawab terbentuk satu buah pola , yaitu pola Jawabul jawab 1 dengan nada
jawabul jawab. Kemudian dari pola 1 didapat variasi baru yang bisa kita namakan
pola 5 sebagai turunan dari pola 1. kita dapat pula mencari variasi-variasi
baru dan kita berikan nama pola dengan urutan nomor. Pola-pola tersebut akan
sangat membantu bagi yang baru belajar murotal.
b.
Tilawah
Bentuk-bentuk
lagu dalam seni baca al-Qur’an ini ada dua, yaitu lagu pokok dan lagu selingan.
Pada umumnya, lagu pokok dalam tilawah ada tujuh, yaitu:
1)
Lagu
Bayyati
2)
Lagu Shoba
3)
Lagu Hijazi
4)
Lagu Nahawand
5)
Lagu
Sika
6)
Lagu Rast
7)
Lagu Jiharka
Sedangkan lagu selingan atau pengembangan nada tilawah di antaranya
adalah Syuri,
Murokkab, Ajami (Al-Ajam), Misri, Mahur (Muhur), Turki, Bastanjur, Romi,
Kard, Uraq, Kard-Kard, Usyaq, Naqrisy, Zanjiran (Zinjiron), Kurd, Syabir
alarros, Noqrosy, dan Kurdi. Adapun
tingkat-tingkat nada yaitu: qarar (dasar/rendah), jawab/nawa (sedang), dan
jawabul jawab (tinggi).
Nada
dan tingkatan nada yang dipakai dalam QS. Al-anfal 41-42 ini adalah:
a.
Qarar
b.
Bayyati
asli
c.
Bayyati
Husaini
d.
Bayyati
Jawab
e.
Bayyati
Jawabul jawab
f.
Kard
g.
Kard
kurd
h.
Nahawand
i.
Jawab
Nahawand 1
j.
Jawab
Nahawand 2
k.
Rast
Ashli
l.
Zanjiran
m.
Rast
alan Nawa
n.
Sika
asli
o.
Sika
misri
p.
Sika
turki
q.
Bayati
penutup
r.
Qarar
Contoh
Tausih/tawasih:
D.
Pertunjukan
Selamat menikmati lantunan ayat-ayat suci al-Qur’an yang dibaca
dengan seni murattal dan tilawah. Dengan bacaan ini, diharapkan dapat
menumbuhkan rasa cinta yang semakin mendalam terhadap al-Qur’an; dapat
mengumandangkan syiar Islam; serta dapat menjadi media interpretasi nilai-nilai
Qur’ani sehingga baik pembaca maupun pendengarnya dapat memahami dan meresapi
makna yang terkandung di dalamnya.
Pembacaan ayat-ayat suci al-Quran dengan
menggunakan seni baca ini dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari baik
dalam kehidupan masyarakat maupun dalam sekolah; baik sebagai media dalam
kegiatan belajar mengajar secara formal seperti dalam pelajaran Fiqih, Sejarah
Kebudayaan Islam, dan Al-Qur’an Hadits; maupun tidak secara formal, seperti
dalam pembacan di luar pelajaran di waktu pagi, istirahat, maupun pulang
sekolah. Semoga bermanfaat.
J J J
0 comments:
Post a Comment