Saturday 25 October 2014

Makalah Murattal dan Tilawah SBPAI



MURATTAL DAN TILAWAH SEBAGAI MEDIA INTERPRETASI NILAI-NILAI QUR’ANI MELALUI SENI

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengembangan Seni Budaya dalam PAI
Dosen Pengampu: Ibu Nur Saidah, S. Ag, M. Ag



Disusun Oleh:
Ummu Mawaddah
11410189

VI-PAI B

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA
2014




KONSEP KARYA

A.    Latar Belakang
Dalam Islam ada ajaran bahwa membaca al-Quran merupakan ibadah. Mengerti atau tidak mengerti, pembacanya tetap akan mendapatkan pahala. Bahkan biarpun ia membacanya dengan susah payah dan banyak salah, tetap ada pahalanya. Dan pahala membaca al-Quran bukan dihitung per ayat, melainkan per huruf
Seni membaca al-Qur’an adalah membaca al-Qur’an menggunakan nada dan irama yang indah dengan tetap memperhatikan tajwidnya. Al-Quran tentu saja merupakan kitab suci atau petunjuk bagi umat Islam. Sebagai petunjuk, al-Quran mengajarkan sesuatu, antara lain nilai-nilai moral, hukum kemasyarakatan, wawasan sejarah, hingga ramalan masa depan. Namun al-Quran adalah kitab suci yang sangat nyeni (artistik) dan indah (estetis). Unsur seni dalam al-Quran setidaknya terasa pada dua hal, yaitu: gaya bahasa (seni sastra) dan rima atau persajakan (seni musik).
Meskipun al-Quran bukanlah karya seni modern dan mungkin bukan karya seni, kita bisa mendekatinya sebagaimana kita mengapresiasi karya seni modern. Al-Quran, sepanjang ia dibaca secara tartil (sesuai tajwid), pembacanya akan merasakan aura keindahan menyelimuti dan merasuk ke dalam dirinya. Jika suaranya tidak buruk, atau malah tergolong merdu, maka orang di sekelilingnya yang mendengar pembacaan itu akan merasakan pula keindahannya.
Keindahan al-Quran akan lebih menjadi-jadi manakala ia dibaca dengan teknik tertentu yang disebut tilawah atau seni membaca al-Quran. Terlebih jika qari-nya memiliki suara yang merdu. Contoh terbaik dari pembacaan jenis ini adalah sebagaimana dilakukan Muammar Z.A., qari bertaraf internasional asal Indonesia. 
Kesenian adalah penjelmaan rasa keindahan untuk kesejahteraan hidup. Rasa seni disusun dan dinyatakan oleh fikiran, sehingga ia menjadi bentuk-bentuk yang indah lagi menyenangkan. Seorang muslim dituntut oleh agamanya untuk mencintai keindahan dalam segala bidang kehidupan. Berdasarkan ajaran Islam bahwa membaca Al-Qur'an dengan seni baca, penuh keindahan suara adalah dalam rangka ibadah dan da'wah. Karena lagu yang indah sesuai dengan kaidah-kaidah Seni Baca Al-Qur'an dapat mengantarkan suatu bacaan lebih meresap ke dalam hati sanubari pembacanya maupun pendengarnya.
Dalam hal ini perlu ditegaskan bahwa nilai-nilai Qur'ani dapat dipetik melalui seni baca, tentunya selama seni baca tersebut tetap tunduk dan patuh terhadap kaidah-kaidah tajwid yang disepakati oleh para ulama. Jika tidak, maka haram hukumnya melagukan Al-Qur'an dengan seni baca atau lagu. 
Al-Qur'an kitab suci umat Islam dianjurkan supaya dibaca dan dihiasi dengan suara yang merdu sehingga dapat memberikan kesan kepada pembaca dan pendengarnya. Melagukan bacaan Al-Qur'an dengan suara yang indah merupakan seni baca yang paling tinggi nilainya dalam ajaran agama Islam. Sehingga Nabi Muhammad dalam banyak sabdanya menganjurkan hal itu, antara lain seperti : "Hiasilah bacaan Al-Qur'an dengan suaramu yang merdu karena suara yang merdu itu menambah bacaan Al-Qur'an menjadi indah".  

B.     Alat dan Bahan
Hardware
a.      Microphone
b.      Mixer audio
c.       Power amp
d.      Head phone
e.       Computer/ laptop/ netbook
f.       Kamera digital
g.      Kabel

Software
a.       Aplikasi Virtual Dj
b.      Aplikasi Movie Maker

C.     Cara atau Proses Pembuatan
1.      Pengambilan suara dan video
Sebelum rekaman dimulai, kita harus melakukan pengecekan terlebih dahulu terutama dalam perangkat keras/hardware mulai dari microphone,  mixer, kabel penghubung, dan lain sebagainya. Jika ada beberapa yang tidak terhubung, maka perangkat tidak akan mengeluarkan suara. Setelah pengecekan selesai, barulah kita mulai tahap pengambilan suara dan juga gambar/video. Tahap ini memerlukan waktu yang cukup lama karena pengambilan gambar dan suara tidak bisa sekali jadi, bahkan harus berkali-kali.
2.      Pengeditan
Semua suara dan gambar yang telah berhasil kita rekam langsung saja kita simpan.  Selanjutnya dilakukan pengeditan suara dan gambar menggunakan media Virtual Dj untuk audio dan Movie Maker untuk video untuk menghilangkan file-file yang kurang sesuai.
3.      Finishing
Tahap ini penting untuk mengetahui hasil rekaman yang telah di peroleh sebelumnya. Jika finishing selesai dan hasil rekaman baik maka tahapan ini sudah selesai.
           
            Proses Pembacaan Murattal dan Tilawah
1.      Sebelum melakukan rekaman, terlebih dahulu kita siapkan peralatan yang diperlukan. Pastikan semua terkondisikan.
2.      Mintalah bantuan orang lain untuk mengontrol peralatan rekam.
3.      Siapkan al-Qur’an dan tentukan ayat yang akan dibacakan
4.      Atur suara dan pernafasan
5.      Mulailah membaca ayat-ayat suci al-Qur’an dengan nada yang telah disesuaikan.

Kandungan QS. al-Fatihah dan al-Anfal: 41-42
a.       Al-Fatihah
ÉOó¡Î0 «!$# Ç`»uH÷q§9$# ÉOŠÏm§9$# ÇÊÈ   ßôJysø9$# ¬! Å_Uu šúüÏJn=»yèø9$# ÇËÈ   Ç`»uH÷q§9$# ÉOŠÏm§9$# ÇÌÈ   Å7Î=»tB ÏQöqtƒ ÉúïÏe$!$# ÇÍÈ   x$­ƒÎ) ßç7÷ètR y$­ƒÎ)ur ÚúüÏètGó¡nS ÇÎÈ   $tRÏ÷d$# xÞºuŽÅ_Ç9$# tLìÉ)tGó¡ßJø9$# ÇÏÈ   xÞºuŽÅÀ tûïÏ%©!$# |MôJyè÷Rr& öNÎgøn=tã ÎŽöxî ÅUqàÒøóyJø9$# óOÎgøn=tæ Ÿwur tûüÏj9!$žÒ9$# ÇÐÈ   
1. Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang[1].
2. Segala puji[2] bagi Allah, Tuhan semesta alam[3].
3. Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.
4. Yang menguasai[4] di hari Pembalasan[5].
5. Hanya Engkaulah yang Kami sembah[6], dan hanya kepada Engkaulah Kami meminta pertolongan[7].
6. Tunjukilah[8] Kami jalan yang lurus,
7. (yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepada mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat.[9]

[1] Maksudnya: saya memulai membaca al-Fatihah ini dengan menyebut nama Allah. Setiap pekerjaan yang baik, hendaknya dimulai dengan menyebut asma Allah, seperti makan, minum, menyembelih hewan dan sebagainya. Allah ialah nama zat yang Maha Suci, yang berhak disembah dengan sebenar-benarnya, yang tidak membutuhkan makhluk-Nya, tapi makhluk yang membutuhkan-Nya. Ar Rahmaan (Maha Pemurah): salah satu nama Allah yang memberi pengertian bahwa Allah melimpahkan karunia-Nya kepada makhluk-Nya, sedang Ar Rahiim (Maha Penyayang) memberi pengertian bahwa Allah Senantiasa bersifat rahmah yang menyebabkan Dia selalu melimpahkan rahmat-Nya kepada makhluk-Nya.
[2] Alhamdu (segala puji). memuji orang adalah karena perbuatannya yang baik yang dikerjakannya dengan kemauan sendiri. Maka memuji Allah berrati: menyanjung-Nya karena perbuatannya yang baik. lain halnya dengan syukur yang berarti: mengakui keutamaan seseorang terhadap nikmat yang diberikannya. kita menghadapkan segala puji bagi Allah ialah karena Allah sumber dari segala kebaikan yang patut dipuji.
[3] Rabb (tuhan) berarti: Tuhan yang ditaati yang Memiliki, mendidik dan Memelihara. Lafal Rabb tidak dapat dipakai selain untuk Tuhan, kecuali kalau ada sambungannya, seperti rabbul bait (tuan rumah). 'Alamiin (semesta alam): semua yang diciptakan Tuhan yang terdiri dari berbagai jenis dan macam, seperti: alam manusia, alam hewan, alam tumbuh-tumbuhan, benda-benda mati dan sebagainya. Allah Pencipta semua alam-alam itu.
[4] Maalik (yang menguasai) dengan memanjangkan mim,ia berarti: pemilik. dapat pula dibaca dengan Malik (dengan memendekkan mim), artinya: Raja.
[5] Yaumiddin (hari Pembalasan): hari yang diwaktu itu masing-masing manusia menerima pembalasan amalannya yang baik maupun yang buruk. Yaumiddin disebut juga yaumulqiyaamah, yaumulhisaab, yaumuljazaa' dan sebagainya.
[6] Na'budu diambil dari kata 'ibaadat: kepatuhan dan ketundukkan yang ditimbulkan oleh perasaan terhadap kebesaran Allah, sebagai Tuhan yang disembah, karena berkeyakinan bahwa Allah mempunyai kekuasaan yang mutlak terhadapnya.
[7] Nasta'iin (minta pertolongan), terambil dari kata isti'aanah: mengharapkan bantuan untuk dapat menyelesaikan suatu pekerjaan yang tidak sanggup dikerjakan dengan tenaga sendiri.
[8] Ihdina (tunjukilah kami), dari kata hidayaat: memberi petunjuk ke suatu jalan yang benar. yang dimaksud dengan ayat ini bukan sekedar memberi hidayah saja, tetapi juga memberi taufik.
[9] Yang dimaksud dengan mereka yang dimurkai dan mereka yang sesat ialah semua golongan yang menyimpang dari ajaran Islam.
b.      Al-Anfal:41-42
* (#þqßJn=÷æ$#ur $yJ¯Rr& NçGôJÏYxî `ÏiB &äóÓx« ¨br'sù ¬! ¼çm|¡çHè~ ÉAqߧ=Ï9ur Ï%Î!ur 4n1öà)ø9$# 4yJ»tGuŠø9$#ur ÈûüÅ3»|¡yJø9$#ur ÇÆö/$#ur È@Î6¡¡9$# bÎ) óOçGYä. NçGYtB#uä «!$$Î/ !$tBur $uZø9tRr& 4n?tã $tRÏö6tã tPöqtƒ Èb$s%öàÿø9$# tPöqtƒ s)tGø9$# Èb$yèôJyfø9$# 3 ª!$#ur 4n?tã Èe@à2 &äóÓx« 퍃Ïs% ÇÍÊÈ   øŒÎ) NçFRr& Íourôãèø9$$Î/ $u÷R9$# Nèdur Íourôãèø9$$Î/ 3uqóÁà)ø9$# Ü=ò2§9$#ur Ÿ@xÿór& öNà6ZÏB 4 öqs9ur óO?tã#uqs? óOçGøÿn=tG÷z]w Îû Ï»yèŠÏJø9$#   `Å3»s9ur zÓÅÓø)uÏj9 ª!$# #XöDr& šc%Ÿ2 ZwqãèøÿtB šÎ=ôguŠÏj9 ô`tB šn=yd .`tã 7poYÍht/ 4Ózóstƒur ô`tB  yr .`tã 7poYÍht/ 3 žcÎ)ur ©!$# ììÏJ|¡s9 íOŠÎ=tæ ÇÍËÈ   
41. ketahuilah, Sesungguhnya apa saja yang dapat kamu peroleh sebagai rampasan perang[613], Maka Sesungguhnya seperlima untuk Allah, rasul, Kerabat rasul, anak-anak yatim, orang-orang miskin dan ibnussabil[614], jika kamu beriman kepada Allah dan kepada apa[615] yang Kami turunkan kepada hamba Kami (Muhammad) di hari Furqaan[616], Yaitu di hari bertemunya dua pasukan. dan Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.
42. (Yaitu di hari) ketika kamu berada di pinggir lembah yang dekat dan mereka berada di pinggir lembah yang jauh sedang kafilah itu berada di bawah kamu[617]. Sekiranya kamu Mengadakan persetujuan (untuk menentukan hari pertempuran), pastilah kamu tidak sependapat dalam menentukan hari pertempuran itu, akan tetapi (Allah mempertemukan dua pasukan itu) agar Dia melakukan suatu urusan yang mesti dilaksanakan[618], Yaitu agar orang yang binasa itu binasanya dengan keterangan yang nyata dan agar orang yang hidup itu hidupnya dengan keterangan yang nyata (pula)[619]. Sesungguhnya Allah Maha mendengar lagi Maha mengetahui,

[613] Yang dimaksud dengan rampasan perang (ghanimah) adalah harta yang diperoleh dari orang-orang kafir dengan melalui pertempuran, sedang yang diperoleh tidak dengan pertempuran dinama fa'i. pembagian dalam ayat ini berhubungan dengan ghanimah saja. Fa'i dibahas dalam surat al-Hasyr
[614] Maksudnya: seperlima dari ghanimah itu dibagikan kepada: a. Allah dan RasulNya. b. Kerabat Rasul (Banu Hasyim dan Muthalib). c. anak yatim. d. fakir miskin. e. Ibnussabil. sedang empat-perlima dari ghanimah itu dibagikan kepada yang ikut bertempur.
[615] Yang dimaksud dengan apa Ialah: ayat-ayat Al-Quran, Malaikat dan pertolongan.
[616] Furqaan Ialah: pemisah antara yang hak dan yang batil. yang dimaksud dengan hari Al Furqaan ialah hari jelasnya kemenangan orang Islam dan kekalahan orang kafir, Yaitu hari bertemunya dua pasukan di peprangan Badar, pada hari Jum'at 17 Ramadhan tahun ke 2 Hijriah. sebagian mufassirin berpendapat bahwa ayat ini mengisyaratkan kepada hari permulaan turunnya Al Quranul Kariem pada malam 17 Ramadhan.
[617] Maksudnya: kaum muslimin waktu itu berada di pinggir lembah yang dekat ke Madinah, dan orang-orang kafir berada di pinggir lembah yang jauh dari Madinah. sedang kafilah yang dipimpin oleh Abu Sofyan itu berada di tepi pantai kira-kira 5 mil dari Badar.
[618] Maksudnya: kemenangan kaum muslimin dan kehancuran kaum musyrikin.
[619] Maksudnya: agar orang-orang yang tetap di dalam kekafirannya tidak mempunyai alasan lagi untuk tetap dalam kekafiran itu, dan orang-orang yang benar keimanannya adalah berdasarkan kepada bukti-bukti yang nyata.

Adab Membaca al-Qur’an
a.       Suci Badan (طهارة البدن)
b.     Wudhu (الوضوء)
c.      Bersih Tempat (نظافة المكان) 
d.     Khusyu' (الخشوع)
e.      Ta'awudz di Permulaan (التعوذ في البداية) 
f.       Basmalah di Setiap Awal Surat (البسملة في مطلع كل سورة) 
g.     Tartil (الترتيل) 
h.     Tadabbur (التدبر) 

Hal-hal yang harus diperhatikan oleh seorang Qari:
a.       Nafas
Nafas adalah satu bagian yang penting dalam seni baca Alquran. Seoarang Qori` Qori`ah yang mempunyai nafas yang panjang akan membaca kesempurnaan dalam bacaannya; akan terhindar dari waqaf (berhenti) yang bukan tempatnya (tanaffus); atau akan terhindar dari akhir bacaan yang terlalu cepat (tergesa-gesa) karena mengejar sampainya nafas.
b.      Suara
Bagian yang tidak kalah pentingnya lagi dalam seni membaca Alqur`an adalah masalah suara, sebagaimana yang diketahui bahwa suara manusia itu banyak mengalami perubahan, sejalan dengan bertambahnya usia karena masa yang dialaminya, yaitu dari masa kanak-kanak- remaja, dewasa sampai  tua renta. Untuk itulah bagi para Qori` yang mengalami perubahan  seperti itu harus menggabungkan suara luarnya dengan suara dalamnya, yaitu suara yang menekan. Dan itu perlu dilakukan latihan secara terus menerus untuk bisa menggabungkan serta mengkombinasikan kedu seuara tersebut sehingga menjadi halus dan merdu. Jika sudah bisa menggabungkan dengan baik manfaat lain daru suara tersebut adakah nafas bisa lebih hemat.

Mengenal bentuk-bentuk lagu dalam Murattal dan Tilawah
a.       Murattal
Lagu Murottal sebenarnya terdiri dari tujuh lagu sebagaimana lagu pada mujawwad. Meskipun demikian yang populer dibawakan hanya beberapa lagu saja, seperti lagu Rast, hijaz dan nahawand. Setiap lagu-lagu al Qur’an, ketika dimurotalkan pada dasarnya memiliki nada dan variasi yang dinamis, akan tetapi kita dapat membuat pola-pola dari lagu tersebut sehingga bacaan murotal kita memiliki keajegan.
Jumlah dan bentuk pola murotal tergantung daripada jenis lagunya sendiri. Dapat diambil contoh dalam pembacaan QS. al-Fatihah saya:
Lagu Nahwand
Lagu Nahwand terdiri dari tiga tingkatan, yaitu: nahawand ashli, nahawand jawab dan nahwand jawabul jawab. Nahawand ashli memiliki tiga bentuk lagu murotal, yaitu :
-          Pola 1 ; nada keatas/ ashli silim rofa’
-          Pola 2 : nada lurus / ashli silim jawab
-          Pola 3 : nada kebawah / ashli silim nuzul
Kemudian dari Nahawand jawabul jawab terbentuk satu buah pola , yaitu pola Jawabul jawab 1 dengan nada jawabul jawab. Kemudian dari pola 1 didapat variasi baru yang bisa kita namakan pola 5 sebagai turunan dari pola 1. kita dapat pula mencari variasi-variasi baru dan kita berikan nama pola dengan urutan nomor. Pola-pola tersebut akan sangat membantu bagi yang baru belajar murotal.
b.      Tilawah
Bentuk-bentuk lagu dalam seni baca al-Qur’an ini ada dua, yaitu lagu pokok dan lagu selingan. Pada umumnya, lagu pokok dalam tilawah ada tujuh, yaitu:
1)      Lagu Bayyati
2)      Lagu Shoba
3)      Lagu Hijazi
4)      Lagu Nahawand
5)       Lagu Sika
6)      Lagu Rast
7)      Lagu Jiharka
Sedangkan lagu selingan atau pengembangan nada tilawah di antaranya adalah Syuri, Murokkab,  Ajami (Al-Ajam), Misri, Mahur (Muhur), Turki, Bastanjur, Romi, Kard, Uraq, Kard-Kard, Usyaq, Naqrisy, Zanjiran (Zinjiron), Kurd,  Syabir alarros, Noqrosy, dan Kurdi. Adapun tingkat-tingkat nada yaitu: qarar (dasar/rendah), jawab/nawa (sedang), dan jawabul jawab (tinggi).

Nada dan tingkatan nada yang dipakai dalam QS. Al-anfal 41-42 ini  adalah:


a.       Qarar
b.      Bayyati asli
c.       Bayyati Husaini
d.      Bayyati Jawab
e.       Bayyati Jawabul jawab
f.       Kard
g.      Kard kurd
h.      Nahawand
i.        Jawab Nahawand 1
j.        Jawab Nahawand 2
k.      Rast Ashli
l.        Zanjiran
m.    Rast alan Nawa
n.      Sika asli
o.      Sika misri
p.      Sika turki
q.      Bayati penutup
r.        Qarar




Contoh Tausih/tawasih:


 



D.    Pertunjukan
Selamat menikmati lantunan ayat-ayat suci al-Qur’an yang dibaca dengan seni murattal dan tilawah. Dengan bacaan ini, diharapkan dapat menumbuhkan rasa cinta yang semakin mendalam terhadap al-Qur’an; dapat mengumandangkan syiar Islam; serta dapat menjadi media interpretasi nilai-nilai Qur’ani sehingga baik pembaca maupun pendengarnya dapat memahami dan meresapi makna yang terkandung di dalamnya.
      Pembacaan ayat-ayat suci al-Quran dengan menggunakan seni baca ini dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari baik dalam kehidupan masyarakat maupun dalam sekolah; baik sebagai media dalam kegiatan belajar mengajar secara formal seperti dalam pelajaran Fiqih, Sejarah Kebudayaan Islam, dan Al-Qur’an Hadits; maupun tidak secara formal, seperti dalam pembacan di luar pelajaran di waktu pagi, istirahat, maupun pulang sekolah. Semoga bermanfaat.
J J J

0 comments:

Post a Comment

 

lautan inspirasi Template by Ipietoon Cute Blog Design and Bukit Gambang