Saturday 25 October 2014

Ragam Bahasa Baku



RAGAM BAHASA BAKU

1.      Pengertian
Ragam bahasa baku adalah ragam yang dilembagakan dan diakui oleh sebagian besar warga masyarakat pemakainya sebagai bahasa resmi dan sebagai kerangka rujukan norma bahasa dalam penggunaannya.[1] Ragam bahasa baku berfungsi sebagai patokan yang dijadikan tolok bandingan bagi pemakaian ragam yang lain, sehingga dengan adanya tolok ini orang dapat mengetahui pemakaian bahasa yang benar dan mana yang tidak benar. Bahasa Indonesia baku disebut juga bahasa Indonesia yang formal, yaitu bahasa Indonesia yang dituturkan dalam situasi resmi.
2.      Ciri-ciri
Ragam bahasa baku atau standar memiliki ciri-ciri:
a.       Kemantapan Dinamis
Bahasa baku haruslah memiliki kaidah dan aturan yang tetap. Baku atau standar tidak dapat berubah setiap saat, jadi kaidahnya harus konsisten. Kata langganan mempunyai makna ganda, yaitu orang yang berlangganan dan toko tempat berlangganan. Dalam hal ini, tokonya disebut langganan dan orang yang berlangganan disebut pelanggan.
b.      Kecendekiaan
Ragam bahas baku disebut cendekia karena dipakai pada tempat-tempat resmi. Pewujud ragam baku ini adalah orang-orang yang terpelajar. Ragam bahasa baku dapat dengan tepat memberikan gambaran apa yang ada dalam otak pembicara atau penulis. Selanjutnya, ragam bahasa baku dapat memberikan gambaran yang jelas dalam otak pendengar atau pembaca.[2]

c.       Keseragamaan
Bahasa baku mempraanggapkan adanya keseragaman kaidah. Akan tetapi, perlu diingat bahwa yang terjadi adalah penyeragaman kaidah, bukan penyeragaan ragam bahasa, atau penyeragaman ragam/ variasi bahasa.
3.      Fungsi
Selain memiliki ciri-ciri sebagaimana di atas, bahasa baku memiliki beberapa fungsi, yaitu:[3]
a.       Fungsi pemersatu
Bahasa baku memiliki kedudukan sebagai sarana yang dapat mempersatukan semua penutur dari berbagai dialek bahasa (Indonesia) menjadi satu masyarakat bahasa dan meningkatkan proses identifikasi penutur orang seorang dengan seluruh masyarakat.
b.      Fungsi pemberi kekhasan
Bahasa baku memperkuat perasaan kepribadian nasional masyarakat bahasa yang bersangkutan.
c.       Fungsi pembawa kewibawaan
Pemilikan bahasa baku membawa serta wibawa atau prestise. Fungsi pembawa wibawa bersangkutan dengan usaha orang mencapai kesederajatan dengan peradaban lain yang dikagumi lewat pemerolehan bahasa baku sendiri.
d.      Fungsi sebagai kerangka acuan
Bahasa baku berfungsi sebagai kerangka acuan bagi pemakaian bahasa, yakni dengan adanya norma dan kaidah yang jelas. Norma dan kaidah itu menjadi tolak ukur bagi betul tidaknya pemakaian bahasa orang seorang atau segolongan.
4.      Penggunaan
Secara lebih rinci, ragam bahasa Indonesia baku dipakai dalam situasi berbahasa sebagai berikut:[4]
a.       Untuk komunikasi resmi seperti dalam upacara keagamaan, surat dinas, administrasi pemerintah, surat-menyurat resmi, dan sebagainya;
b.      Untuk wawancara kegian, seperti usulan proyek, laporan kegiatan, dan sebagainya;
c.       Pembicaraan di depan umum, misalnya pidato, ceramah, khotbah, pengajaran di sekolah, dan sebagainya;
d.      Berbicara dengan orang yang patut dihormati, misalnya guru, pejabat pemerintahan, atasan, atau orang yang belum atau baru saja dikenal.




[1] Zaenal Arifin dan S. Amran Tasai, Cermat Berbahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi, (Jakarta: Akademia Pressindo, 2004), hal. 18.
[2] Ibid., hal. 19.
[3] Eneng Herniti, dkk., Bahasa Indonesia, (Yogyakarta: Pokja Akademik UIN Sunan Kalijaga, 2005), hal. 117.
[4] Ibid., hal. 115.

0 comments:

Post a Comment

 

lautan inspirasi Template by Ipietoon Cute Blog Design and Bukit Gambang