Thursday 12 December 2013

Makalah Leadership: Efektivitas Kepemimpinan Pendidikan

BAB I
PENDAHULUAN

Suatu organisasi didirikan sebagai suatu wadah untuk mencapai suatu atau beberapa tujuan. Organisasi tersebut harus mengelola berbagai rangkaian kegiatan yang diarahkan menuju tercapainya tujuan organisasi. Pelaksanaan rangkaian kegiatan dalam organisasi dilakukan oleh manusia yang bertindak sebagai aktor atau peserta dalam organisasi yang bersangkutan. Agar organisasi tersebut dapat berjalan dengan lancar dan efektif, diperlukan orang-orang yang memiliki kemampuan tertentu sesuai dengan bidang tugasnya masing-masing. Kumpulan orang-orang itu terangkum dalam suatu tata hubungan (interaksi) dan adaptasi dalam sistem birokrasi.
            kepemimpinan adalah fenomena yang terdapat dalam setiap komunitas, karena dimana manusia berinteraksi maka disana timbul fenomena kepemimpinan, mulai dari interaksi dalam kelompok yang paling primitif sampai ke yang paling maju, mulai dari kelompok yang paling terkecil sampai ke organisasi yang paling besar. Faktor kepemimpinan dalam suatu organisasi menjadi sangat penting manakala individu/anggota organisasi memiliki dinamika yang tinggi dalam aktivitasnya disamping perubahan terus-menerus yang didorong oleh kemajuan teknologi, kata kunci dari fenomena ini adalah kemampuan untuk mempengaruhi anggota organisasi sehingga mereka dengan segala kesungguhan berusaha untuk mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan sebelumnya. Suatu organisasi akan berhasil atau bahkan gagal sebagian besar ditentukan oleh faktor kepemimpinan.
           
           



BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Efektivitas
Berdasarkan Ensiklopedi Umum Administrasi, efektivitas berasal dari kata kerja efektif, berarti terjadinya suatu akibat atau efek yang dikehendaki dalam perbuatan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia dikemukakan bahwa efektif berarti ada efeknya (akibatnya, pengaruhnya, kesannya), manjur atau mujarab, dapat membawa hasil. Jadi, efektivitas adalah bagaimana suatu organisasi berhasil mendapatkan sumber daya dalam usaha mewujudkan tujuan operasional.[1]
Kata efektivitas sering diikuti dengan kata efisiensi, dimana kedua kata tersebut sangat berhubungan dengan produktivitas dari suatu tindakan atau hasil yang diinginkan. Produktivitas merupakan perbandingan antara hasil kerja berupa barang atau jasa dengan sumber-sumber bahan/tenaga yang terpakai dalam peoses produksi itu. Kata produktif pada umumnya diartikan sebagai kemampuan pada seseorang atau alat untuk menghasilkan sesuatu hasil kerja yang lebih banyak dari pada ukuran biasa yang telah umum, misalnya pengarang yang produktif. (Ensiklopedi Administrasi, 1977).[2]
Suatu yang efektif belum tentu efisien, demikian juga sebaliknya suatu yang efisien belum tentu efektif. Dengan demikian istilah efektif adalah melakukan pekerjaan yang benar dan sesuai serta dengan cara yang tepat untuk mencapai suatu tujuan yang telah direncanakan. Sedangkan efisien adalah hasil dari usaha yang telah dicapai lebih besar dari usaha yang dilakukan.
Dari pengertian diatas, efektivitas dapat dikatakan sebagai keberhasilan pencapaian tujuan organisasi dari 2 (dua) sudut pandang. Sudut pandang pertama, dari segi hasil maka tujuan atau akibat yang dikehendaki telah tercapai. Kedua dari segi usaha yang telah ditempuh atau dilaksanakan telah tercapai, sesuai dengan yang ditentukan. Dengan demikian pengertian efektivitas dapat dikatakan sebagai taraf tercapainya suatu tujuan tertentu, baik ditinjau dari segi hasil, maupun segi usaha yang diukur dengan mutu, jumlah serta ketepatan waktu sesuai dengan prosedur dan ukuran–ukuran tertentu sebagaimana yang telah digariskan dalam peraturan yang telah ditetapkan.

B.       Pengertian Kepemimpinan
Menurut Robbins (1991), kepemimpinan adalah kemampuan memengaruhi sekelompok anggota agar bekerja mencapai tujuan dan sasaran. Sumber dari pengaruh dapat diperoleh secara formal yaitu dengan menduduki suatu jabatan manajerial yang didudukinya dalam suatu organisasi.
Toha (1992) menyatakan bahwa kepemimpinan adalah kegiatan mempengaruhi perilaku orang lain atau seni mempengaruhi perilaku orang lain atau seni mempengaruhi perilaku manusia, baik perorangan maupun kelompok. Kepemimpinan dapat terjadi di mana saja, asalkan seseorang menunjukkan kemampuannya mempengaruhi perilaku orang-orang lain ke arah tercapainya suatu tujuan tertentu.
Kepemimpinan adalah kemampuan untuk menggerakkan, mempengaruhi, memotivasi, mengajak, mengarahkan, menasihati, membina, membimbing, melatih, menyuruh, memerintah, melarang dan bahkan menghukum (kalau perlu) dengan maksud agar manusia sebagai bagian dari organisasi mau bekerja dalam rangka mencapai tujuannya sendiri maupun organisasi secara efektif dan efisien.[3]

C.       Kepemimpinan Pendidikan yang Efektif
Dalam era kemandirian sekolah dan era Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) sekarang ini, tugas dan tanggung jawab yang pertama dan utama dari pimpinan lembaga pendidikan adalah menciptakan sekolah yang mereka pimpin menjadi semakin efektif, dalam arti menjadi semakin bermanfaat bagi sekolah itu sendiri dan bagi masyarakat luas penggunanya. Seorang pimpinan lembaga pendidikan harus dapat mempengaruhi, mendorong, mengajak, menuntun, menggerakkan, dan kalau perlu memaksa orang lain agar ia menerima pengaruh selanjutnya berbuat sesuatu yang dapat membantu pencapaian suatu maksud atau tujuan tertentu. Efektivitas MBS di sini adalah bagaimana MBS dapat berhasil melaksanakan semua tugas pokok sekolah, menjalin partisipasi masyarakat, mendapatkan serta memanfaatkan sumber daya, sumber dana, dan sumber belajar untuk mewujudkan tujuan sekolah.
Pimpinan lembaga pendidikan bertanggungjawab dan yakin bahwa kegiatan-kegiatan yang terjadi di sekolah adalah menggarap rencana dengan benar lalu mengerjakannya dengan benar pula. Oleh karena itu, visi dan misi sekolah harus dipahami terlebih dahulu sebelum menjadi titik tolak prediksi dan sebelum disosialisasikan. Hanya dengan itu, kepala sekolah dapat membuat prediksi dan merancang langkah antisipasi yang tepat sasaran. Selain itu, diperlukan suatu unjuk profesional yang kelihatan remeh tetapi begitu urgen seperi kemahiran menggunakan filsafat pendidikan, psikologi, ilmu kepemimpinan serta antropologi dan sosiologi.[4]

Mulyasa memberikan kriteria pemimpin pendidikan yang efektif sebagai berikut:[5]
1)        Mampu memberdayakan guru untuk melaksanakan proses pembelajaran dengan baik, lancar dan produktif
2)        Menyelesaikan tugas dan pekerjaan sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan
3)        Menjalin hubungan yang harmonis dengan masyarakat sehingga dapat melibatkan mereka secara aktif dalam rangka mewujudkan tujuan pendidikan dan pendidikan
4)        Menerapkan prinsip kepemimpinan yang sesuai dengan tingkat kedewasaan guru dan pegawai di pendidikan
5)        Bekerja dengan tim manajemen
6)        Mewujudkan tujuan pendidikan secara produktif sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan

Kepemimpinan pendidikan yang efektif lebih mendasarkan pada tugas yang akhirnya akan menghasilkan penilaian positif terhadap keberhasilan kerja. Selain itu, kepemimpinan pendidikan yang efektif mendasarkan pada orang dan menempatkan guru, staf administrasi dan siswa pada proporsinya maing-masing, berpengaruh pada efektivitas kerja lebih baik. Kepemimpinan pendidikan yang efektif seharusnya mewujudkan orientasi pada tugas dan memandang guru, staf administrasi, serta siswa merupakan bagian penentu keberhasilan pendidikan.
Secara garis besar kepemimpinan pendidikan dapat dikatakan efektif dengan berdasarkan pada indikator-indikator yang telah ada. Namun, setidaknya, ada beberapa segi yang perlu dilakukan antara lain menjalin hubungan dengan masyarakat dan menumbuhkan komitmen personel pendidikan pada pengembangan pendidikan. Masyarakat merupakan aset besar dalam rangka mewujudkan tujuan pendidikan. Hendaknya jalinan sekolah dengan masyarakat tidak sebatas pada hubungan rutinitas antara orang tua siswa dengan sekolah seperti penentuan dana penunjang operasionalisasi pendidikan, tetapi lebih kepada jalinan networking sehingga akan lebih menopang perkembangan pendidikan.[6]

D.      Efektivitas Kepemimpinan Pendidikan
Efektivitas kepemimpinan pendidikan dipengaruhi banyak faktor. Efektifitas kepemimpinan pendidikan juga tidak lepas dari jalannya proses pembelajaran yang kondusif, lancar dan produktif. Pembelajaran yang mengarah pada peningkatan mutu lulusan merupakan faktor utama, selain itu juga pembelajaran yang berhasil akan membawa dampak positif terhadap perkembangan kemajuan pendidikan. Kemajuan pendidikan akan mengalami perkembangan pendidikan baik sarana-prasarana maupun mutu pendidikan. Selain peningkatan sarana pendidikan, efektivitas kepemimpinan haruslah melibatkan tim manajemen pendidikan di tingkat sekolah dalam kebijakan pendidikan.[7]
Selain di atas, efektivitas kepemimpinan menjadi ukuran bersama bagi semua personel pendidikan. Kepemimpinan tidak dapat lepas dari parameter semua personal pendidikan dalam menilai seberapa jauh efektivitas telah tercapai. Efektivitas kepemimpinan pendidikan lebih didasarkan pada efektivitas pembelajaran yang dilakukan sekolah. Faktor maju tidaknya sekolah lebih mendasarkan pada prestasi akademik maupun  non akademik yang telah dicapai oleh sekolah. Efektivitas kepemimpinan juga mengarah pada peningkatan kesejahteraan serta bertambahnya aset yang dimiliki oleh sekolah.  Optimalisasi pencapaian program pendidikan juga menjadi parameter yang penting. Optimalisasi pencapaian program mengindikasikan kinerja yang efektif.
Secara garis besar efektivitas kepemimpinan pendidikan dapat diukur apabila dapat mewujudkan berbagai hal tersebut di bawah ini:[8]
a.         Kepemimpinan berorientasi pada personel pendidikan (guru, staf administrasi, dan siswa)
b.        Komitmen pada personel pendidikan dalam mencapai tujuan pendidikan
c.         Adanya perkembangan yang konstruktif dalam personel pendidikan
d.        Kinerja personel pendidikan yang cukup tinggi
e.         Kesiapan pendidikan dalam menghadapi tuntutan perubahan
f.         Adanya kepuasan personel pendidikan terhadap kepemimpinan pemimpin pendidikan
g.        Pengembangan SDM guru dan staf administrasi
h.        Peningkatan kreativitas personel pendidikan
i.          Pemberian perhatian yang tinggi terhadap para personel pendidikan

E.       Faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas pemimpin dalam kepemimpinan
Menurut H. Jodeph Reitz (1981) Faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas pemimpin dalam kepemimpinan meliputi:
1)        Kepribadian, pengalaman masa lalu dan harapan pimpinan, hal ini mencakup nilai-nilai, latar belakang dan pengalamannya akan mempengaruhi pilihan akan gaya. Sebagai contoh, jika ia pernah sukses dengan cara menghargai bawahan dalam pemenuhan kebutuhannya, cenderung akan menerapkan gaya kepemimpina yang berorientasi kepada bawahan/orang.
2)        Pengharapan dan perilaku atasan, sebagai contoh atasan yang secara jelas memakai gaya yang berorientasi pada tugas, cenderung manajer menggunakan gaya itu.
3)        Karakteristik, harapan dan perilaku bawahan, mempengaruhi terhadap gaya kepemimpinan manajer. Sebagai contoh, karyawan yang mempunyai kemampuan tinggi biasanya akan kurang memerlukan pendekatan yang direktif dari pimpinan.
4)        Kebutuhan tugas, setiap tugas bawahan juga mempengaruhi gaya pemimpin, sebagai contoh bawahan yang bekerja pada bagian pengolahan data (litbang) menyukai pengarahan yang lebih berorientasi pada tugas.
5)        Iklim dan kebijakan organisasi mempengaruhi harapan dan perilaku bawahan. Sebagai contoh kebijakan dalam pemberian penghargaan, imbalan, dengan skala gaji yang ditunjang dengan insentif lain (dana pensiun, bonus, cuti) akan mempengaruhi motivasi kerja bawahan.
6)        Harapan dan perilaku rekan, sebagai contoh manajer membentuk persahabatan dengan rekan-rekan dalam organisasi. Sikap mereka ada yang merusak reputasi, tidak mau kooperatif, berlomba memperebutkan sumber daya, sehingga mempengaruhi perilaku rekannya.[9]
Berdasarkan faktor-faktor tersebut, maka jelaslah bahwa kesuksesan pemimpin dalam aktivitasnya dipengaruhi oleh faktor-faktor yang dapat menunjang untuk berhasilnya suatu kepemimpinan, oleh sebab itu suatu tujuan akan tercapai apabila terjadinya keharmonisan dalam hubungan atau interaksi yang baik antara atasan dan bawahan, di samping dipengaruhi oleh latar belakang yang dimiliki pemimpin, seperti motivasi untuk berprestasi, kedewasaan dan keleluasaan dalam hubungan sosial dengan sikap hubungan manusiawi.



BAB III
PENUTUP

          Berdasarkan Ensiklopedi Umum Administrasi, efektivitas berasal dari kata kerja efektif, berarti terjadinya suatu akibat atau efek yang dikehendaki dalam perbuatan. Efektivitas dapat dikatakan sebagai taraf tercapainya suatu tujuan tertentu, baik ditinjau dari segi hasil, maupun segi usaha yang diukur dengan mutu, jumlah serta ketepatan waktu sesuai dengan prosedur dan ukuran–ukuran tertentu sebagaimana yang telah digariskan dalam peraturan yang telah ditetapkan.
            Kepemimpinan adalah kemampuan untuk menggerakkan, mempengaruhi, memotivasi, mengajak, mengarahkan, menasihati, membina, membimbing, melatih, menyuruh, memerintah, melarang dan bahkan menghukum (kalau perlu) dengan maksud agar manusia sebagai bagian dari organisasi mau bekerja dalam rangka mencapai tujuannya sendiri maupun organisasi secara efektif dan efisien.
            Kepemimpinan pendidikan dikatakan efektif apabila:
a.         Kepemimpinan berorientasi pada personel pendidikan
b.        Kinerja personel pendidikan yang cukup tinggi
c.         Komitmen pada personel dalam mencapai tujuan pendidikan
d.        Adanya kepuasan personel pendidikan terhadap kepemimpinan pemimpin pendidikan
e.         Peningkatan kreativitas personel pendidikan
f.         Terjadi pengembangan SDM guru dan staf administrasi
g.        Pemberian perhatian yang tinggi terhadap para personel pendidikan




DAFTAR PUSTAKA


Mulyasa, E., Manajemen Berbasis sekolah, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,                  2004.
Margono, Educational Leadership, Malang: UIN Malang Press, 2009.
Rohmat, Kepemimpinan Pendidikan Strategi Menuju Sekolah Efektif, Yogyakarta:  Cahaya Ilmu, 2010.
Nanang Fattah, Landasan Manajemen Pendidikan, Bandung: Remaja                     Rosdakarya, 2004.






[1] E. Mulyasa, Manajemen Berbasis sekolah, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2004), Hal. 82.
[2] Nur Munajat, Hand Out Leadership, pertemuan ke 10
[3]  Margono, Educational Leadership, (Malang: UIN Malang Press, 2009), hal. 3
[4] Ibid., hal. 10
[5] E. Mulyasa, Manajemen Berbasis sekolah..., hal. 126.
[6] Rohmat, Kepemimpinan Pendidikan Strategi Menuju Sekolah Efektif, Yogyakarta: Cahaya Ilmu, 2010),  hal. 127.
[7] Ibid., hal. 125
[8] Ibid., hal. 150 .
[9] Nanang Fattah, Landasan Manajemen Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004), hal. 98-100

0 comments:

Post a Comment

 

lautan inspirasi Template by Ipietoon Cute Blog Design and Bukit Gambang