Sunday 11 February 2018

PERKEMBANGAN MASA PRANATAL



PERKEMBANGAN MASA PRANATAL (REVISI)
Sumber: Diane E. Papalia, dkk., Human Development: perkembangan manusia (terj. Brian Marswendy), Jakarta: Salemba Humanika, 2009.
Review ini disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Pengembangan
Teori Peserta Didik
Dosen Pengampu: Dr. Eva Latipah, M. Si.











Oleh:
Ummu Mawaddah (1620410004)

PROGRAM MAGISTER PENDIDIKAN ISLAM
KONSENSTRASI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA
2017
A.      Terjadinya Pembuahan
Pembuahan (fertilization) atau konsepsi adalah proses di mana sperma dan ovum (sel seks) atau gamet laki-laki dan perempuan bersatu untuk menciptakan sel tunggal yang disebut zigot yang kemudian menggandakan diri berulang kali dengan pembelahan sel untuk membuat semua sel membentuk bayi. Sayangnya, tidak semua konsepsi berhasil dan berakhir dengan kelahiran.
Saat lahir, seorang anak perempuan dipercaya memiliki dua juta ovum yang belum matang dalam dua indung telurnya. Setiap sel telur berada dalam sebuah kantung (sac) atau folikel. Pada wanita dewasa, telur ini akan luruh apabila tidak dibuahi. Tahap ini dinamakan dengan ovulasi dan terjadi setiap 28 hari sekali sampai menopause. Ovum dibawa melalui tuba falopi oleh sel rambut kecil yang disebut cilia. Pembuahan biasanya terjadi selama dua atau tiga hari di mana ovum melewati tuba falopi.
Sperma diproduksi oleh testis atau kelenjar reproduksi dari laki-laki dewasa sebanyak bebe rapatus juta sehari dan dikeuarkan dalam bentuk mani saat klimaks hubungan seksual. Setelah berada di vagina, sperma akan berusaha berenang melalui serviks (mulut rahim) dan menuju tuba falopi, tetapi hanya sebagian kecil yang berhasil mencapai sejauh itu. Sperma dan ovum yang bertemu akan menentukan manusia baru yang dibentuk.
Pembuahan paling mungkin terjadi jika sperma masuk ke dalam vagina pada saat ovulasi atau pada lima hari sebelumnya. Jika pembuahan tidak terjadi, ovum dan sel sperma yang masuk ke dalam tubuh perempuan akan mati. Sperma diserap oleh darah putih perempuan, sedangkan ovum melintasi rahim dan keluar melalui vagina.

B.       Penentuan Jenis Kelamin
Pada saat konsepsi, 23 kromosom dari sperma dan 23 dari ovum membentuk 23 pasang. Sebanyak 20 pasang adalah autosom, yaitu kromosom yang tidak berkaitan dengan ekspresi seksual. Pasangan yang kedua puluh tiga adalah kromosom seks, satu dari ayah dan satu dari ibu yang menentukan jenis kelamin bayi.
Kromosom terdiri atas dua jenis, yaitu kromosom X dan kromosom Y. Seks kromosom dari setiap ovum adalah kromosom X, tetapi sperma bisa terdiri atas kromosom X atau kromosom Y. Kromosom Y mengandung gen laki-laki, disebut SRY. Saat ovum (X) dibuahi oleh sperma yang mengandung Y, maka zigot yang dihasilkan adalah XY, secara genetika laki-laki.
Awalnya, sistem reproduksi dasar embrio hampir identik pada laki-laki dan perempuan. Sektar 6-8 minggu setelah konsepsi, embrio laki-laki biasanya mulai memproduksi hormon laki-laki yaitu testosteron, dan paparan testosteron dalam dosis tinggi terhadap embrio yang secara genetika laki-laki biasanya menghasilkan perkembangan tubuh laki-laki dengan organ laki-laki.
Dalam pewarisan terkait jenis kelamin, beberapa gangguan resesif berhubungan dengan gen dalam kromosom seks mempengaruhi anak laki-laki dan perempuan secara berbeda. Di antaranya adalah buta warna merah-hijau dan hemofilia.

C.      Tahapan Perkembangan Pranatal
Perkembangan prenatal terjadi dalam tiga tahapan,  germinal, embrionik, dan fetal. Selama tiga tahapan masa kehamilan ini, zigot yang awalnya hanya terdiri atas satu sel tumbuh menjadi embrio dan kemudian menjadi janin. Baik sebelum maupun sesudah lahir, perkembangan terus berlangsung mengikuti dua prinsip. Pertumbuhan dan perkembangan motorik terjadi dari atas ke bawah dan dari tengah menuju luar. Berikut adalah penjelasan tiap-tiap tahap dalam perkembangan pranatal.
1.      Tahap Germinal (sejak pembuahan sampai 2 minggu)
Dalam 36 jam setelah pembuahan, zigot memasuki masa pembelahan dan duplikasi sel cepat, atau disebut mitosis. Tujuh puluh jam sesudah pembelahan, zigot membelah diri menjadi 16, kemudian 32. Sehari kemudian, zigot memiliki 64 sel. Pembuahan ini akan terus berlanjut sampai satu sel pertama berkembang menjadi 800 juta atau lebih sel khusus yang membentuk tubuh manusia.
Sambil membelah diri, ovum yang sudah dibuahi akan melintasi tuba falopi menuju rahim, selama 3 sampai 4 hari. Bentuknya berubah dari kumpulan sel berbentuk bola menjadi bulatan berisi cairan, blastosista, yang mengapung bebas daam rahim selama satu sampai dua hari lalu mulai melekatkan diri di dinding rahim. Hanya sekitar 10 sampai 20 persen dari telur yang dibuahi yang dapat menyelesaikan tugas penting melekatkan diri ke dinding rahim dan menjadi embrio.
Sebelum pelekatkan diri, seiring dengan diferensiasi sel terjadi, beberapa sel di luar blastosista berkumpul di satu sisi untuk membentuk cakram embrionik, massa sel yang menebal yang akan merupakan tempat bagi embrio untuk mulai berkembang. Diferensiasi ini menjadi tiga lapisan. Lapisan paling atas, ektoderma akan menjadi lapisan luar kulit, kuku, rambut, gigi, pancaindra, dan sistem saraf termasuk otak dan tulang belakang. Lapisan bawah, endoderma akan menjadi sistem pencernaan, hati, pankreas, kelenjar ludah, dan sistem pernapasan. Lapisan tengah, mesoderma akan membangun dan mendiferensiasi menjadi lapisan kulit dalam otot, tulang, serta sistem pembuangan dan sirkulasi.
Bagian lain dari blastosista  mulai terbentuk menjadi organ yang akan melindungi embrio: rongga amnion dengan lapisan luarnya, amnion, dan korion, plasenta dan tali pusar.
2.      Tahap Embrionik (2 sampai 8 minggu)
Selama tahapan embrionik, tahapan kedua dari masa kehamilan dari 2 sampai 8 minggu, organ dan sistem tubuh utama-pernapasan, pencernaan, dan saraf, berkembang pesat. Ini adalah masa kritis, saat embrio paling rentan terhadap pengaruh destruktif dari lingkungan pranatal. Sistem atau struktur organ yang masih berkembang pada saat terpapar lebih mungkin untuk terkena efeknya. Cacat yang terjadi pada saat kehamilan pada saat terpapar lebih mungkin terkena efeknya. Cacat yang terjadi pada saat kehamilan tapan berikutnya tidak lebih serius.
Embrio yang paling parah cacatnya biasanya tidak dapat bertahan lebih dari trimester pertama, tiga bulan pertama dari kehamilan. Pada masa ini, rentan terjadinya abortus spontan atau yang biasa disebut keguguran. Resiko keguguran lebih banyak dialami oleh janin laki-laki daripada janin perempuan. Kerentanan laki-laki berlanjut setelah dilahirkan.

3.      Tahap Fetal (8 minggu sampai kelahiran)
Penampilan dari sel tulang pertama di sekitar 8 minggu menandai awal dari tahap fetal, tahap akhir dari masa kehamilan. Selama masa ini, janin tumbuh pesat sekitar 20 kali lebih besar daripada ukuran panjangnya dan organ serta sistem tubuh menjadi lebih kompleks. Sebelum lahir, sentuhan akhir seperti kuku jari tangan dan kai tumbuh serta kelopak mata terbuka.
Janin di dalam perut ibunya bernapas, menendang, berbalik, merenggangkan tubuhnya, jungkir balik, mengernyit, menelan, mengepalkan tangan, cegukan, dan menghisap ibu jari. Lapisan fleksibel dari dinding rahim dan amniotic sac, yang menjadi penahan yang melindungi dan meliput cairan ketuban, memberikan ruang dan menstimulasi gerakan meski terbatas.
Lonjakan signifikan dalam semua aspek perkembangan fetal sepertinya terjadi antara 28 sampai 32 minggu; dapat membantu menjelaskan mengapa bayi lahir secara prematur. Berawal dari sekitar minggu ke-12 masa kehamilan, janin menelan dan menghirup cairan ketuban tempat hidupnya. Mengonsumsi zat-zat ini dapat merangsang indra pengecapan dan penciuman yang sedang berkembang dan berkontribusi terhadap perkembangan organ yang dibuthkan untuk bernapas dan mencerna. Sel perasa yang matang muncul sekitar 14 minggu usia masa kehamilan. Sistem olfaktori yang mengendalikan indra penciuman juga berkembang baik sebelum lahir.
Janin melakukan respon terhadap suara dan detak jantung serta getaran dari tubuh bunyi, menunjukkan bahwa mereka bisa mendengar dan merasa. Respon terhadap bunyi dan gerakan tampaknya berawal pada minggu ke-26 dari masa kehamilan, meningkat dan mencapai puncaknya pada sekitar minggu ke-32.
Di dalam kandungan, janin belajar dan mengingat. Berdasarkan eksperimen, janin lebih banyak mengingat rekaman di dalam kandungan daripada rekaman setelah mereka lahir. Mereka juga lebih memilih suara ibunya daripada suara yang lain.

Tabel Perkembangan Masa Pranatal
            No
Bulan
Deskripsi
1
1 bulan
Selama satu bulan pertama, pertumbuhan terjadi lebih cepat daripada masa lain selama prenatal atau pasca lahir. Embrio mencapai ukuran 10.000 kali lebih besar dari zigot. Memiliki jantung yang sangat kecil. Sudah ada cikal bakal otak, ginjal, hati, dan saluran pencernaan.
2
7 minggu
Panjang kurang dari 2,5 cm berat 9 gram. Bagian wajah berkembang jelas dengan lidah, mulut dan gigi mulai tumbuh. Lengan memiliki tangan jari, ibu jari, dan kaki memiliki lutut , engkel dan jari-jari. Organ kelamin berkembang, detak jantung stabil. Kulit memproduksi getah pencernaan, hati, dan sel-sel darah.
3
3 bulan
Berat 28 gram panjang 7,5 cm. Memiliki kuku tangan dan kaki, kelopak mata tertutup, pita suara, bibir dan hidung yang menonjol. Jenis kelamin mudah diketahui. Sistem organ berfungsi, janin bernafas, menelan cairan ketuban. Terbentuknya tulang rawan.janin mulai aktif.
4
4 bulan
Panjang janin 20-25 cm, berat 170 gram. Bayi lebih lincah.
5
5 bulan
Panjang 340-450 gram, panjang 30 cm. Ia mulai memiliki pola bangun-tidur yang jelas, menendang, meregang, menggeliat, tersedak. Rambut kasar mulai tumbuh untuk alis dan bulu mata. Rambut halus untuk kepala dan lanugo menyelimuti tubuh.
6
6 bulan
Pertumbuhan melambat. Janin memiliki bantalan lemak di bawah kulih, mata sudah sempurna, membuka, menutup, dan melihat segala arah. Dapat mendengar, membuat kepalan, dan genggaman yang kuat. Memungkinkan hdup apabila dilahirkan pada bulan ini.
7
7 bulan
Janin menangis, bernapas, dan menelan,bisa menyedot ibu jarinya. Lanugo bisa menghilang pada masa ini atau menghilang.
8
8 bulan
Panjang 45-50 cm berat 2-3 kg. Lapisan lemak berkembang pada seluruh tubuh janin yang memungkinkan janin untuk menyesuaikan dengan berbagai suhu di luar rahim.
9
9 bulan-bayi lahir
Seminggu sebelum kelahiran, janin berhenti tumbuh mencapai berat 3,4 kg panjang 50 cm. Bantalan lemak terus terbentuk, berbagai organ beroperasi lebih efisien.


D.    Hal-hal yang Mempengaruhi Kehamilan
Beberapa hal yang dapat mempengaruhi kehamilan yaitu:
1)      Faktor Ibu
Karena lingkungan prenatal adalah tubuh ibu, hampir semua yang berkaitan dengan kesejahteraannya, mulai dari makanan dampai mood dapat mengubah lingkunga  bayi yang belum lahir dan mempengaruhi perkembangannya. Kelekatan calon ibu dengan janin tampaknya meningkat dalam tiga sampai empat puluh tahun belakangan karena angka kematian ibu dan bayi yang menurun.
Tidak semua bahaya lingkungan memiliki resiko yang sama untuk semua janin. Beberapa faktor yang teratogenik dalam beberapa kasus memiliki sedikit atau bahkan tidak ada efek bagi janin lain. Waktu terpapar, dosis, durasi, dan interaksi dengan faktor teratogenik yang lain dapat membuat perbedaan. Terkadang, kerentanan dapat bergantung dari gen, baik dalam janin ataupun ibunya. Misalnya janin dengan variasi gen pertumbuhan khusus, disebut transforming growth factor alpha, memiliki resiko enam kali lebih besar dibandingkan janin lain untuk memilki bibir sumbing  jika ibunya merokok sewaktu hamil.
2)      Faktor Ayah
Seorang laki-laki yang terpapar timbal, asap mariyuana atau asap rokok, konsumsi alkohol dalam jumlah besar, radiasi, DES, atau pestisida lainnya dapat menyebabkan sperma abnormal atau berkualitas rendah. Anak-anak dari para pekerja laki-laki di pabrik pengolahan nuklir di Inggris mengalami peningkatan resiko dilahirkan dalam keadaan meninggal.
Penggunaan kokain oleh laki-laki dapat menyebabkan cacat lahir pada anak-anaknya. Kokain sepertinya melekatkan diri ke sperma dan sperma yang mengandung kokain ini memasuki ovum saat konsepsi. Racun lain seperti timbal dan merkuri dapat menumpang sperma dengan cara yang sama.
Laki-laki yang merokok memiliki kemungkinan yang meningkat untuk menurnkan abnormalitas genetika. Perempuan hamil yang terpapar asap rokok suaminya terkait dengan berat lahir rendah, infeksi pernapasan, kematian bayi mendadak, dan kanker pada anak-anak dan saat dewasa.
Ayah yang lebih tua juga merupakan sumber utama cacat lahir. Usia ayah yang lanjut  (rata-rata akhir 30 tahun) berhubungan dengan meningkatnya resiko munculnya beberapa kondisi langka, termasuk sindrom Marfin (bentuk kepala dan tungkai yang tidak normal) dan dwarfism. Usia ayah yang lebih lanjut juga merupakan faktor dalam 5 persen kasus down syndrome dan dalam jumlah kasus skizofrenia yang tidak proporsional.****

Diambil dari:
Diane E. Papalia, dkk., Human Development: perkembangan manusia (terj. Brian Marswendy), (Jakarta: Salemba Humanika, 2009), hal. 86-145.

0 comments:

Post a Comment

 

lautan inspirasi Template by Ipietoon Cute Blog Design and Bukit Gambang