Tuesday 13 February 2018

Soal Ranah Afektif Sikap Sosial: Tanggung Jawab



SOAL RANAH AFEKTIF SIKAP SOSIAL:
TANGGUNG JAWAB
Disusun untuk memenuhi tugas (Ujian Akhir Semester) mata kuliah Assesmen Proses dan Hasil Pembelajaran
Dosen Pengampu: Dr. Sukiman, M. Pd

 Oleh:
Ummu Mawaddah
1620410004

PROGRAM MAGISTER STUDI ISLAM
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA
2018


A.  Teori Sikap Sosial: Tanggung Jawab
1.      Pengertian tanggung jawab
Tanggung jawab dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah suatu keadaan wajib menanggung segala sesuatunya.[1] Selain itu, tanggung jawab didefinisikan sebagai kesadaran manusia akan tingkah laku atau perbuatannya yang disengaja maupun yang tidak disengaja. Tanggung jawab juga berarti berbuat sebagai perwujudan kesadaran akan kewajibannya.[2] Menurut Yaumi, tanggung jawab adalah suatu tugas atau kewajiban untuk melakukan atau meneyelesaikan tugas dengan penuh kepuasan (yang diberikan oleh seseorang, atau atas janji atau komitmen sendiri) yang harus dipenuhi seseorang dan yang memiliki konsekuen hukuman terhadap kegagalan.[3]
Rachman dalam Muhammad Yaumi menuturkan beberapa pemahaman umum tentang tanggung jawab, sebagai berikut.
a.       Tanggung jawab adalah mengerjakan tugas yang diberikan
b.      Tanggung jawab adalah menjaga sesuatu
c.       Tanggung jawab adalah menolong orang lain ketika mereka membutuhkan pertolongan.
d.      Tanggung jawab adalah keadilan
e.       Tanggung jawab adalah membantu membuat dunia menjadi lebih baik.[4]
Dari penjelasan di atas, dapat kita pahami bahwa tanggung jawab merupakan keadaan seseorang wajib melakukan sesuatu sesuai dengan tuntutannya.
2.      Dalil perintah tanggung jawab
Tanggung jawab merupakan ajaran dalam setiap agama, tak terkecuali Islam. Allah Swt. memerintahkan hamba-Nya untuk senantiasa bertanggung jawab melalui firman-Nya. Salah satunya tertuang dalam QS. At-Tahrim ayat 6 yang berbunyi:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلَائِكَةٌ
 غِلَاظٌ شِدَادٌ لَا يَعْصُونَ اللَّهَ مَا أَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُونَ
Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu, penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.” (QS. At-Tahrim: 6)[5]

Selain dalam al-Qur’an, perintah tanggung jawab juga ditegaskan dalam hadis yang diriwayatkan oleh Abdullah bin Umar sebagai berikut.

عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا قَالَ سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُوْلُ: كًلُّكُمْ رَاعٍ وَكَلُّكُمْ مَسْؤُوْلٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ وَالإِمَامُ رَاعٍ  وَمَسْؤُوْلٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ وَالرَّجُلُ رَاعٍ فِى أَهْلِهِ وَمَسْؤُوْلٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ وَالْمَرْأَةُ رَاعِيَةٌ فِى بَيْتِ زَوْجِهَا وَ مَسْؤُوْلَةٌ عَنْ رَعِيَّتِهَا وَالْخَادِمُ رَاعٍ فِى مَالِ سَيِّدِهِ وَمَسْؤُوْلٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ وَقَالَ حَسِبْتُ أَنْ قَالَ : وَالرَّجُلُ رَاعٍ فِى مَالِ اَبِيْهِ وَمَسْؤُوْلٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ وَ كًلُّكُمْ رَاعٍ وَكَلُّكُمْ مَسْؤُوْلٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ)  رواه البخارى ومسلم والترمذى(

Artinya: “Dari Abdullah bin Umar ra. ia berkata: Saya mendengar Rasulullah saw. bersabda: "Setiap kamu adalah pemimpin dan ber­tanggung jawab atas apa yang dipimpinnya. Imam adalah pe­mimpin dan bertanggung jawab atas rakyatnya. Lelaki adalah pemimpin dalam keluarganya dan bertanggung jawab atas ang­gota keluarganya. Dan seorang perempuan adalah pemimpin da­lam rumah tangga suaminya, dan ia bertanggung jawab atas se­mua anggota keluarganya. Seorang pembantu adalah pemimpin bagi harta majikannya, dan ia bertanggung jawab atas ke­selamatan dan keutuhan hartanya". Abdullah berkata: 'Aku me­ngira Rasulullah mengatakan pula bahwa seseorang adalah pe­mimpin bagi harta ayahnya dan bertanggung jawab atas ke­selamatan dan keutuhan hartanya itu. Semua kamu adalah pe­mimpin dan bertanggung jawab atas segala yang dipimpinnya.” (HR. Bukhari Muslim dan Tirmidzi).
Ayat dan hadis di atas menunjukkan bahwa tanggung jawab merupakan kewajiban setiap individu. Manusia diciptakan beserta tanggung jawab yang melekat pada dirinya, baik untuk dirinya sendiri, orang lain, maupun untuk sekitarnya. Kelak, masing-masing akan dimintai pertanggungjawaban sesuai tugas yang diembannya.

3.      Bentuk-Bentuk tanggung jawab
Bentuk tanggung jawab dapat bermacam-macam, bergantung pada posisi dalam kehidupan. Selain bertanggung jawab terhadap orang lain, kita juga dituntut bertanggung jawab terhadap diri sendiri. Tanggung jawab terhadap diri sendiri dapat diwujudkan dengan selalu memberi contoh kepada orang lain. Kita tidak  bisa melarikan diri dari tanggung jawab karena tanggung jawab yang tidak dipenuhi sampai kapanpun akan menjadi beban yang terus mengganggu.[6] Berikut ada lima tanggung jawab yang harus kita jalankan.
a.       Tanggung jawab sebagai individu
Di bidang pengembangan diri, kita bertanggung jawab untuk mengembangkan bakat dan kemampuan yang kita miliki.
b.      Tanggung jawab sebagai anak
Sebagai anak kita bertanggung jawab untuk menyayangi orang tua, menghormati orangtua, meringankan beban orang tua, dan mematuhi perintah orang tua.
c.       Tanggung jawab sebagai siswa
Siswa bertanggung jawab untuk belajar, mengerjakan tugas di sekolah, menaati tata tertib sekolah, serta berbuat baik kepada guru dan  di sekolah.
d.      Tanggung jawab sebagai umat beragama
Kita bertanggung jawab untuk mendekatkan diri kepada Tuhan dengan cara beribadah sesuai agama yang kita anut.
e.       Tanggung jawab sebagai warga negara
Kita bertanggung jawab untuk tidak melakukan kejahatan serta taat kepada peraturan dan hukum negara yang berlaku.[7]
Selain kelima bentuk tanggung jawab tersebut, Djoko Widagho membagi macam-macam tanggung jawab kedalam empat hal, yaitu tanggung jawab kepada keluarga, tanggung jawab kepada masyarakat, tangung jawab kepada bangsa/negara, serta tanggung jawab kepada Tuhan.[8]
4.      Manfaat tanggung jawab
Berikut adalah beberapa manfaat yang dihasilkan dari penerapan sikap tanggung jawab dalam kehidupan sehari-hari.
a.       Membantu diri sendiri
Jika kita bertanggung jawab untuk menyelesaikan tugas yang dibebankan kepada kita, secara tidak langsung kita membantu diri sendiri untuk berlatih mencapai keberhasilan.
b.      Efektif membantu orang lain
Jika kita bisa mengerjakan tugas sampai selesai, secara tidak langsung  teman kita tidak perlu turun tangan untuk membantu kita, sehingga teman kita dapat mengerjakan tugas lainnya.



c.       Dapat dipercaya
Tanggung jawab dapat melahirkan kepercayaan. Jika kita tidak bisa menyelesaikan tugas yang diberikan, kita akan dicap sebagai orang yang tidak bertanggung jawab.[9]

B.  Indikator Sikap Tanggung Jawab
Sikap tanggung jawab dapat diketahui melalui indikator berikut.
1.    melaksanakan tugas individu dengan baik
2.    menerima resiko dari tindakan yang dilakukan
3.    tidak menyalahkan/menuduh orang lain tanpa bukti yang akurat
4.    mengembalikan barang yang dipinjam
5.    mengakui dan meminta maaf atas kesalahan yang dilakukan
6.    menepati janji
7.    tidak menyalahkan orang lain untuk kesalahan karena tindakan dirinya sendiri
8.    melaksanakan apa yang pernah dikatakan tanpa disuruh/diminta.[10]
Selain indikator diatas, berikut dipaparkan karakter seseorang yang memiliki sikap tanggung jawab, yaitu:
1.    selalu mencari tugas dan pekerjaan apa yang harus segera diselesaikan
2.    menyelesaikan tugas tanpa diminta atau disuruh untuk mengerjakannya
3.    memahami dan menerima konsekuensi dari setiap tindakan yang dilakukan
4.    berpikir sebelum berbuat
5.    melakukan pekerjaan sebaik mungkin dengan hasil yang maksimal
6.    membersihkan atau membereskan segala sesuatu yang digunakan setelah menggunakan sekalipun tanpa ada orang lain yang melihatnya.
7.    Selalu berusaha sebaik mungkin
8.    Terus berbuat dan tidak berhenti sebelum menyelesaikannya
9.    Ikhlas berbuat karena alasan pengabdian kepada Tuhan YME.[11]

C.  Teknik dan Instrumen Penilaian Sikap Tanggung Jawab
Teknik yang digunakan dalam penilaian sikap tanggung jawab ini adalah observasi guru dan penilaian diri. Seperti yang kita ketahui, penilaian menggunakan teknik observasi bersifat utama, sehingga penilaian lainnya seperti penilaian diri merupakan penunjang dalam hal tersebut.
Sikap dan perilaku keseharian peserta didik direkam melalui pengamatan dengan menggunakan format yang berisi sejumlah indikator perilaku yang diamati, baik yang terkait dengan mata pelajaran maupun secara umum. Pengamatan terhadap sikap dan perilaku yang terkait dengan mata pelajaran dilakukan oleh guru yang bersangkutan selama proses pembelajaran berlangsung, seperti: ketekunan belajar, percaya diri, rasa ingin tahu, kerajinan, kerjasama, kejujuran, disiplin, peduli lingkungan, dan tanggung jawab selama peserta didik berada di sekolah atau bahkan di luar sekolah selama perilakunya dapat diamati guru. [12]
Observasi perilaku pada umumnya menunjukkan kecenderungan seseorang dalam sesuatu hal. Misalnya, orang yang minum kopi dapat dipahami sebagai kecenderungannya yang senang pada kopi. Oleh karena itu, guru dapat melakukan observasi terhadap peserta didik yang dibinanya. Hasil observasi dapat dijadikan umpan balik dalam pembinaan.[13] Adapun instrumen yang digunakan dalam observasi ini berupa lembar observasi dengan model skala penilaian atau rating scale.
Selanjutnya, penilaian diri adalah suatu teknik penilaian di mana peserta didik diminta untuk menilai dirinya sendiri berkaitan dengan status, proses dan tingkat pencapaian kompetensi yang dipelajarinya dalam mata pelajaran tertentu. Teknik penilaian diri dapat digunakan untuk mengukur kompetensi kognitif, afektif, dan psikomotor.[14] Instrumen yang digunakan berupa lembar pengamatan peserta didik (model skala likert). Menurut Sugiyono, skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial.[15] Melalui skala ini, responden diminta untuk melengkapi kuisioner sesuai dengan tingkat persetujuannya.
D.  Bentuk Instrumen Penilaian Sikap Tanggung Jawab
Berikut adalah bentuk instrumen penilaian sikap tanggung jawab dengan teknik observasi dan penilaian diri.
1.      Lembar Observasi (dengan rating scale)
Petunjuk:
Lembaran ini diisi oleh guru untuk menilai sikap sosial peserta didik dalam tanggung jawab. Berilah tanda cek (√) pada kolom sesuai sikap tanggung jawab yang ditampilkan oleh peserta didik, dengan kriteria sebagai berikut.
4 = selalu, apabila selalu melakukan sesuai pernyataan
3 = sering, apabila sering melakukan sesuai pernyataan
2 = kadang-kadang, apabila kadang-kadang melakukan dan sering tidak      melakukan
1 = tidak pernah, apabila tidak pernah melakukan

Nama Peserta Didik     :
Kelas                            :
Tanggal Pengamatan    :

No
Pernyataan
Skor
4
3
2
1
1.
selalu melaksanakan tugas baik individu maupun kelompok dengan baik




2.
menerima resiko dari tindakan yang dilakukan




3.
tidak menyalahkan/menuduh orang lain tanpa bukti yang akurat




4.
selalu mengembalikan barang yang dipinjam




5.
berani mengakui dan meminta maaf atas kesalahan yang dilakukan




6.
selalu menepati janji




7.
tidak pernah menyalahkan orang lain karena tindakan dirinya sendiri




8.
selalu melaksanakan apa yang pernah dikatakan tanpa disuruh/diminta.




9.
 saya melakukan pekerjaan/tugas sebaik mungkin dengan hasil yang maksimal




10.
selalu berpikir sebelum berbuat




11.
selalu membersihkan atau membereskan segala sesuatu yang digunakan sekalipun tanpa ada orang lain yang melihatnya.





Petunjuk Penskoran:
Skor akhir menggunakan skala 1-4. Penghitungan skor akhir menggunakan rumus  = skor akhir
Selanjutnya, peserta didik memperoleh nilai dengan ketentuan berikut.
Sangat Baik      : apabila memperoleh skor 3,20-4,00 (80-100)
Baik                  : apabila memperoleh skor 2,80-3,19 (70-79)
Cukup               : apabila memperoleh skor 2,40-2,79 (60-69)
Kurang             : apabila memperoleh skor kurang dari 2,40 (< 60%)

2.      Skala Likert Penilaian Diri
Nama Peserta Didik                :
Kelas                                       :
Semester/tahun pelajaran        :
Petunjuk:
Bacalah semua pernyataan dengan teliti kemudian berilah tanda centang (√) pada kolom sesuai dengan keadaanmu yang sebenarnya.
Keterangan:
SS= sangat setuju, S= setuju, KS= kurang setuju, TS= tidak setuju.
No
Pernyataan
SS
S
KS
TS
1.
saya selalu melaksanakan tugas baik individu maupun kelompok dengan baik




2.
saya mau menerima resiko/sanksi dari tindakan yang saya lakukan




3.
saya tidak menyalahkan/menuduh orang lain tanpa bukti yang akurat




4.
saya selalu mengembalikan barang yang dipinjam




5.
saya berani mengakui dan meminta maaf atas kesalahan yang dilakukan




6.
saya selalu menepati janji




7.
saya tidak pernah menyalahkan orang lain karena tindakan kesalahan saya sendiri




8.
saya selalu melaksanakan apa yang pernah dikatakan tanpa disuruh/diminta.




9.
saya melakukan pekerjaan/tugas sebaik mungkin dengan hasil yang maksimal




10.
saya selalu berpikir sebelum berbuat




11.
saya selalu membersihkan atau membereskan segala sesuatu yang digunakan sekalipun tanpa ada orang lain yang melihatnya.





            Keterangan:
Keterangan
Skor Positif
Skor Negatif
Sangat Setuju
4
1
Setuju
3
2
Kurang Setuju
2
3
Tidak Setuju
1
4
           
*Pedoman penskoran (sama dengan penskoran di lembar observasi)



[1] Ebta Setiawan, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Aplikasi Digital), 2010.
[2] Joko Tri Prasetya, dkk., Ilmu Budaya Dasar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2011), hal. 154.
[3] Muhammad Yaumi, Pendidikan Karakter Landasan Pilar dan Implementasi, (Jakarta: Prenadamedia, 2014), hal. 72.
[4] Ibid., hal. 114.
[5] Departemen Agama RI, Al-Quran dan Terjemahnya, (Bandung: PT Syamil Cipta Media, 2007), hal. 560.
[6] David Wijaya, Pendidikan Antikorupsi, (Jakarta: Indeks, 2014), hal. 90.
[7] Ibid., hal. 90-91.
[8] Djoko Widagho, Ilmu Budaya Dasar, (Jakarta: Bumi Aksara, 1994), hal. 147-148.
[9] David Wijaya, Pendidikan Antikorupsi..., hal. 91-92.
[10] Tim Penyusun, Panduan Penilaian oleh Pendidik dan Satuan Pendidikan untuk Sekolah Menengah Pertama, (Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Pertama, 2017), hal. 50.
[11] Muhammad Yaumi, Pendidikan Karakter Landasan Pilar dan Implementasi..., hal. 115.
[12] Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 104 Tahun 2014 tentang Penilaian Hasil Belajar Oleh Guru dan Satuan Pendidikan, hal. 14.
[13] Hamzah B. Uno, Assesment Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 2012), hal. 30-31.
[14] Sudaryono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Lentera Ilmu Cendekia, 2014), hal. 68.
[15] Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2010), hal. 93.
 

lautan inspirasi Template by Ipietoon Cute Blog Design and Bukit Gambang