Sunday 12 March 2017

Konsep Pendidik dalam Hadis



KONSEP PENDIDIK DALAM HADIS

1.    Murabbi
Istilah murabbi merupakan bentuk (sighat) isim fa’il dari rabba-yarubbu-tarbiyat-murabbbi yang artinya orang yang mendidik, atau si pendidik. Jadi, istilah rabba sebagai asal kata pendidikan secara bahasa dipahami sebagai menumbuhkan dan mengembangkan.[1]
Kata tarbiyah tidak terbatas pengertiannya yakni pendidik sebagai sekadar mengalihkan dan mewariskan ilmu, budaya, tradisi, nilai kepada peserta didik tetapi juga transformatif yakni pendidik ikut bertanggung jawab mengubah dan membentuk karakter peserta didiknya. Karena sebagai pendidik muslim, ia harus melakukan apa yang ia katakan, sinkron antara kata dan perbuatan menjadi teladan bagi peserta didiknya sehingga Allah mengangkat derajatnya dunia akhirat.[2]
Hadis tentang murabbi:
أَخْبَرَنَا أَبُو عُمَرَ مُحَمَّدُ بْنُ أَحْمَدَ بْنِ الْحَسَنِ، فِيمَا قُرِئَ عَلَيْهِ، قَالَ: الْحَسَنُ بْنُ أَبِي الْجَهْمِ، قَالَ: ثنا الْحَسَنُ بْنُ الْفَرَجِ، قَالَ: ثنا مُحَمَّدُ بْنُ عُمَرَ الْوَاقِدِيُّ، قَالَ: حَدَّثَنِي إِسْحَاقُ بْنُ حُبَابٍ، عَنْ يَحْيَى بْنِ يَعْلَى، قَالَ: قَالَ عَلِيُّ بْنُ أَبِي طَالِبٍ يَوْمًا وَهُوَ يَذْكُرُ الأَنْصَارَ وَفَضْلَهُمْ وَسَابِقَتَهُمْ، ثُمَّ قَالَ: " إِنَّهُ لَيْسَ بِمُؤْمِنٍ مَنْ لَمْ يُحِبَّ الأَنْصَارَ، وَيَعْرِفْ لَهُمْ حُقُوقَهُمْ، هُمْ وَاللَّهِ رَبَّوُا الإِسْلامَ كَمَا يُرَبَّى الْفَلُوُّ فِي فِنَائِهِمْ بِأَسْيَافِهِمْ وَطُولِ أَلْسِنَتِهِمْ وَسَخَاءِ أَنْفُسِهِمْ"
Artinya: “Sesungguhnya tidak disebut mukmin seseorang yang tidak mencintai golongan Anshar serta mengetahui hak-hak mereka. Demi Allah mereka mendidik Islam sebagaimana seorang mendidik di halaman mereka dengan pedang-pedang serta memanjangkan lidah-lidah mereka serta merendahkan diri mereka“
Jalur sanad
Ali bin Abi Thalib → Yahya bin Ya’la  → Ishaq bin Hubab → Muhammad bin Umar al-Waqidi →  Hasan bin al-Faraj → Hasan bin Ali Jahim → Abu Umar Muhammad bin Hasan
Nilai hadis: Sahih li Ghairihi

2.      Mu’allim
Mu’allim adalah orang yang mampu untuk merekonstruksi bangunan ilmu secara sistematis dalam pemikiran peserta didik dalam bentuk ide, wawasan, kecakapan dan sebagainya. [3]
Hadis tentang mu’allim
حَدَّثَنَا مُوسَى بْنُ إِسْمَاعِيلَ حَدَّثَنَا أَبُو عَوَانَةَ حَدَّثَنَا عَبْدُ الْمَلِكِ بْنُ عُمَيْرٍ سَمِعْتُ عَمْرَو بْنَ مَيْمُونٍ الْأَوْدِيَّ قَالَ كَانَ سَعْدٌ يُعَلِّمُ بَنِيهِ هَؤُلَاءِ الْكَلِمَاتِ كَمَا يُعَلِّمُ الْمُعَلِّمُ الْغِلْمَانَ الْكِتَابَةَ وَيَقُولُ إِنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَتَعَوَّذُ مِنْهُنَّ دُبُرَ الصَّلَاةِ اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ الْجُبْنِ وَأَعُوذُ بِكَ أَنْ أُرَدَّ إِلَى أَرْذَلِ الْعُمُرِ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ فِتْنَةِ الدُّنْيَا وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ فَحَدَّثْتُ بِهِ مُصْعَبًا فَصَدَّقَهُ
Artinya: “Telah bercerita kepada kami Musa bin Isma'il telah bercerita kepada kami Abu 'Awanah telah bercerita kepada kami 'Abdul Malik bin 'Umair aku mendengar 'Amru bin Maimun Al Audiy berkata; adalah Sa'ad biasa mengajarkan anak-anaknya kalimat-kalimat (bacaan do'a) sebagaimana seorang guru mengajarkan anak-anak kecil menulis dan berkata; "Sesungghnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berlindung dengan membaca kalimat-kalimat tersebut pada akhir shalat (yaitu): "Allahumma Innii A'uudzu Bika Minal Jubni wa A'uudzu Bika An Uradda Ilaa Ardzalil 'Umuri Wa A'udzu Bika Min Fitnatid Dunya Wa A'uudzu Bika Min 'Adzaabil Qobri" Lalu aku ceritakan hal ini kepada Mush'ab dan dia membenarkannya.
Jalur Sanad:
Sa'ad bin Abi Waqash →Amru bin Maimun →Abdul Malik bin 'Umair bin Suwaid →Wadldloh bin 'Abdullah →Musa bin Isma'il →Bukhari.
Komentar Ulama:
No
Perawi
Ulama
Komentar
1
Sa’ad ibn Abi Waqas
Ibnu Hajar al 'Asqalani
Shahabat
2
Amr Ibn Maimun
Yahya bin Ma'in
Tsiqah
3
Abdul Malik bin 'Umair bin Suwaid
Yahya bin Ma'in
Tsiqah
4
Wadldloh bin 'Abdullah, maula Yazid bin 'Atha
Ibnu Hajar al 'Asqalani
Tsiqah
5
Musa bin Isma'il
Ibnu Hajar al 'Asqalani
tsiqah tsabat

Nilai Hadis: Sahih li Ghoirihi
3.    Muaddib
Muaddib berasal dari kata addaba-yuaddibu-muaddib yang artinya pendidik. Secara terminologi, muaddib adalah seorang pendidik yang bertugas untuk menciptakan suasana belajar yang dapat menggerakkan peserta didik untuk berperilaku atau beradab sesuai dengan tata susila dan sopan santun yang berlaku di masyarakat.[4]
Hadis tentang muaddib:
حَدَّثَنَا عَلِيُّ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ حَدَّثَنَا سُفْيَانُ بْنُ عُيَيْنَةَ حَدَّثَنَا صَالِحُ بْنُ حَيٍّ أَبُو حَسَنٍ قَالَ سَمِعْتُ الشَّعْبِيَّ يَقُولُ حَدَّثَنِي أَبُو بُرْدَةَ أَنَّهُ سَمِعَ أَبَاهُ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ ثَلَاثَةٌ يُؤْتَوْنَ أَجْرَهُمْ مَرَّتَيْنِ الرَّجُلُ تَكُونُ لَهُ الْأَمَةُ فَيُعَلِّمُهَا فَيُحْسِنُ تَعْلِيمَهَا وَيُؤَدِّبُهَا فَيُحْسِنُ أَدَبَهَا ثُمَّ يُعْتِقُهَا فَيَتَزَوَّجُهَا فَلَهُ أَجْرَانِ وَمُؤْمِنُ أَهْلِ الْكِتَابِ الَّذِي كَانَ مُؤْمِنًا ثُمَّ آمَنَ بِالنَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَلَهُ أَجْرَانِ وَالْعَبْدُ الَّذِي يُؤَدِّي حَقَّ اللَّهِ وَيَنْصَحُ لِسَيِّدِهِ ثُمَّ قَالَ الشَّعْبِيُّ وَأَعْطَيْتُكَهَا بِغَيْرِ شَيْءٍ وَقَدْ كَانَ الرَّجُلُ يَرْحَلُ فِي أَهْوَنَ مِنْهَا إِلَى الْمَدِينَةِ
Artinya: Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Ada tiga kelompok manusia yang akan diberi pahala dua kali. (Yang pertama) seorang laki-laki yang memiliki seorang budak wanita dimana dia mengajarinya dengan pengajaran yang baik kemudian mendidik dengan pendidikan yang baik lalu dia membebaskannya kemudian menikahinya. Maka bagi orang ini mendapat dua pahala. (Yang kedua) mu'min dari kalangan Ahlul Kitab dimana sebelumnya dia adalah orang yang beriman kemudian dia beriman kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, maka baginya dua pahala. Dan (yang ketiga) seorang budak yang menunaikan hak-hak Allah dan juga setia kepada tuannya". Kemudian Asy-Sya'biy berkata: "Aku berikan dia kepadamu tanpa imbalan sedikitpun". Orang yang diberikannya itu adalah seorang yang sedang menempuh perjalanan menuju Madinah dalam keadaan sangat lemah.
Jalur Sanad:
Abdullah bin Qais bin Sulaim bin Hadldlor → Amir bin 'Abdullah bin Qais → Amir bin Syarahil →    Shalih bin Shalih bin Muslim bin Hayyan → Sufyan bin 'Uyainah bin Abi 'Imran Maimun →         Ali bin 'Abdullah bin Ja'far bin Najih
No
Perawi
Ulama
Komentar
1
Abdullah bin Qais bin
Sulaim bin Hadldlor

Sahabat
2
Amir bin 'Abdullah bin
Qais

Sahabat
3
Amir bin Syarahil
Yahya bin Ma’in
Tsiqah
4
Shalih bin Shalih bin
Muslim bin Hayyan
Ahmad bin Hambal
Tsiqah
5
Sufyan bin 'Uyainah bin
Abi 'Imran Maimun
Al-Ajli
Tsiqah
6
Ali bin 'Abdullah bin
Ja'far bin Najih
An-Nasa’i
Tsiqah

Nilai hadis: Sahih
4.    Mudarris
Mudarris berasal dari kata darrasa-yudarrisu-mudarris yang artinya guru, pengajar. Secara terminologi, mudarris adalah orang yang mengajarkan suatu ilmu kepada orang lain dengan metode-metode tertentu dalam upaya membangkitkan usaha peserta didik untuk meningkatkan potensinya.[5]
Hadis tentang mudarris:
حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ الْمِسْكِينِ، ثنا سَعِيدُ بْنُ أَبِي مَرْيَمَ، ثنا نَافِعُ بْنُ يَزِيدَ، حَدَّثَنِي أَبُو صَخْرٍ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ مُغِيثِ بْنِ أَبِي بُرْدَةَ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ جَدِّهِ أَبِي بُرْدَةَ، قَالَ: سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ  يَقُولُ: " يَخْرُجُ مِنْ أَحَدِ الْكَاهِنَيْنَ رَجُلٌ يُدَرِّسُ الْقُرْآنَ دِرَاسَةً لا يُدَرِّسُهَا أَحَدٌ بَعْدَهُ ".قَالَ الْبَزَّارُ: لا نَعْلَمُهُ يُرْوَى إِلا بِهَذَا الإِسْنَاد

Artinya: Telah bercerita kepada kami Muhammad bin Miskin, bercerita kepada kami Said bin Abi Maryam, bercerita kepada kami Abdillah bin Mughits bin Abi Burdah, bercerita kepada kami ayahnya, dari kakeknya Abi Burdah, berkata: saya mendengar Rasulullah saw. pernah bersabda: keluarlah seorang laki-laki dari salah satu... Yang mengajarkan al-Qur’an dengan pembelajaran yang tidak diajarkan oleh satu orangpun sebelum dan sesudahnya.”
Jalur Sanad:→ Abi Burdah → Abdillah bin Mughits bin Abi Burdah → Said bin Abi Maryam → Muhammad bin Miskin
Nilai Hadis: Hasan



DAFTAR PUSTAKA

Nizar, Samsul dan Zaenal Efendi Hasibuan, Hadis Tarbawi, Jakarta: Kalam           Mulia, 2011.
Siregar, Maragustam, Filsafat Pendidikan Islam Menuju Pembentukan Karakter     Menghadapi Arus Global, Yogyakarta: Kurnia Kalam Semesta, 2016.




[1] Samsul Nizar dan Zaenal Efendi Hasibuan, Hadis Tarbawi, (Jakarta: Kalam Mulia, 2011), hal. 113.
[2] Maragustam Siregar, Filsafat Pendidikan Islam Menuju Pembentukan Karakter Menghadapi Arus Global, (Yogyakarta: Kurnia Kalam Semesta, 2016), hal. 19.
[3] Samsul Nizar dan Zaenal Efendi Hasibuan, (Jakarta: Kalam Mulia, 2011), hal. 119.
[4] Samsul Nizar dan Zaenal Efendi Hasibuan, Hadis Tarbawi..., hal. 266.
[5] Samsul Nizar dan Zaenal Efendi Hasibuan, Hadis Tarbawi..., hal. 127.

0 comments:

Post a Comment

 

lautan inspirasi Template by Ipietoon Cute Blog Design and Bukit Gambang